Coffee, Chili & Chance: A Meet-Cute Mishap
FluentFiction - Indonesian
Coffee, Chili & Chance: A Meet-Cute Mishap
Pada suatu hari yang cerah, di sebuah warung makan kecil di pinggir jalan kota Bandung, cerita lucu ini berawal.
On a bright day, in a small eatery on the outskirts of the city of Bandung, this funny story begins.
Warung itu sibuk dengan pembeli yang datang untuk menikmati makanan khas Sunda.
The eatery was busy with customers who came to enjoy Sundanese cuisine.
Di antara semua keramaian tersebut, ada dua orang yang akan menjadi bintang cerita kita, Siti dan Budi.
Amidst all the hustle and bustle, there were two people who would become the stars of our story, Siti and Budi.
Siti, seorang mahasiswi baru yang mengenakan kemeja putih dan rok bunga-bunga, tampak canggung sambil memegang piring berisi ayam penyet favoritnya.
Siti, a new college student wearing a white shirt and a flowery skirt, looked awkward as she held a plate of her favorite smashed fried chicken.
Dia mencoba mencari tempat duduk di warung makan yang hampir penuh itu.
She was trying to find a place to sit in the almost full eatery.
Sementara itu, Budi yang sedang asyik meresapi kopi panasnya, tidak menyadari bahwa hari itu, bajunya akan berubah warna.
Meanwhile, Budi, engrossed in savoring his hot coffee, was unaware that his day was about to take a colorful turn.
Budi, pria paruh baya yang selalu terlihat rapi dengan kemeja batiknya, tampak asyik membaca koran hari itu tanpa menyadari akan kedatangan 'bencana' kecil.
Budi, a middle-aged man who always looked neat in his batik shirt, seemed busy reading the newspaper without realizing that a little "disaster" was about to happen.
Kedua mata mereka bertemu ketika Siti yang tidak sengaja tersandung kaki kursi, kehilangan keseimbangan dan menumpahkan saus cabe merah yang meletup ke atas kemeja Budi yang saat itu sedang menikmati harinya.
Their eyes met when Siti accidentally stumbled over a chair leg, lost her balance, and spilled bright red chili sauce which splattered onto Budi's shirt as he was enjoying his day.
Saus cabe yang berwarna terang itu seperti lukisan abstrak di atas kanvas putih kemeja batik Budi.
The brightly colored chili sauce looked like an abstract painting on Budi's white batik shirt.
Terpana, Siti hanya bisa membeku di tempat sambil menutup mulutnya yang terkejut.
Dumbfounded, Siti could only freeze in place, covering her mouth in astonishment.
Sedangkan Budi, yang tadinya terbenam dalam dunianya sendiri, kini terkejut berdiri dengan ekspresi tak percaya.
Meanwhile, Budi, who was previously lost in his own world, now stood in shock and disbelief.
Seluruh warung sejenak menjadi sunyi, lalu diikuti gelak tawa dari pelanggan lain yang menyaksikan kejadian tak terduga itu.
The entire eatery fell silent for a moment, then followed by laughter from other customers who witnessed the unexpected incident.
"Maaf, Pak!
"Sorry, Sir!
Saya benar-benar tidak sengaja!
I really didn't mean to!"
" kata Siti dengan panik dan raut muka yang merah padam.
said Siti in a panic, her face flushed red.
Budi, yang sedikit tersenyum melihat kepanikan gadis muda di depannya, segera membalas, "Tidak apa-apa, Nak!
Budi, slightly smiling at the panic of the young girl in front of him, replied, "It's okay, dear!
Ini hanya baju, bisa dicuci.
It’s just a shirt, it can be washed.
Yang penting kamu tidak terluka.
The important thing is that you're not hurt."
"Pemilik warung yang baik hati langsung datang membawa kain bersih dan air untuk membersihkan noda tersebut.
The kind-hearted eatery owner immediately came over with clean cloth and water to clean the stain.
Siti, yang masih merasa bersalah, terus meminta maaf dan menawarkan diri untuk menebus kerugian Budi.
Siti, still feeling guilty, continued to apologize and offered to compensate Budi for the damage.
Budi, yang kini sudah lebih santai dan melihat keadaan dari sisi humor, bersikeras bahwa tidak ada yang perlu ditebus.
Budi, now more relaxed and seeing the situation from a humorous angle, insisted that there was no need for compensation.
"Lain kali, lebih hati-hati saja, ya," kata Budi dengan senyum hangat.
"Next time, just be more careful, alright," said Budi with a warm smile.
Pada akhirnya, mereka berdua tersenyum.
In the end, they both smiled.
Siti memutuskan untuk menemani Budi makan siang sambil berbincang dan tertawa bersama, melupakan insiden kecil itu.
Siti decided to accompany Budi for lunch, chatting and laughing together, forgetting about the small incident.
Si pemilik warung juga turut tertawa, dia senang karena warungnya menjadi saksi kisah kecil yang menghangatkan hati ini.
The eatery owner also laughed, happy that his eatery had become a witness to this heartwarming little story.
Kesialan yang dialami Budi ternyata membawa keberuntungan tersendiri.
Budi's misfortune turned out to bring its own luck.
Ia mendapatkan seorang teman baru dan kisah untuk ditertawakan di kemudian hari.
He got a new friend and a story to laugh about in the future.
Dan begitulah, kejadian yang tidak terduga di suatu siang di warung makan itu berakhir dengan persahabatan baru dan kenangan yang akan selalu mereka ingat dengan senyum.
And so, the unexpected incident on a sunny afternoon at the eatery ended with a new friendship and memories that they would always remember with a smile.