Cabbage Pillows: A Market Day Muddle!
FluentFiction - Indonesian
Cabbage Pillows: A Market Day Muddle!
Di tengah keramaian pasar yang sibuk, ada seorang pemuda bernama Budi yang sangat lelah setelah bekerja seharian.
In the midst of the bustling market, there was a young man named Budi who was very tired after working all day.
Matahari terik di atas kepala membuatnya semakin mengantuk.
The scorching sun overhead made him even drowsier.
Dia melangkah gontai menyusuri lorong pasar mencari tempat yang nyaman untuk sejenak melepas lelah.
He walked wearily along the market alleyways, looking for a comfortable place to rest for a moment and unwind.
Tak jauh dari situ, berdiri Siti, seorang penjual sayur yang sedang memilah-milah barang dagangannya.
Not far from there stood Siti, a vegetable seller sorting through her merchandise.
Ia melihat Budi yang tampak seperti orang yang kebingungan. Siti ingin menawarkan air minum, tapi sebelum dia sempat berbicara, sesuatu yang tidak terduga terjadi.
She noticed Budi looking disoriented and wanted to offer him a drink, but before she could speak, something unexpected happened.
Budi yang semakin mengantuk itu melihat sebuah tumpukan yang tampak empuk di salah satu sudut pasar.
Budi, growing sleepier, spotted a pile that looked soft in one corner of the market.
Tanpa menyadarinya, tumpukan itu sebenarnya adalah kubis-kubis segar yang ditata dengan sangat rapi oleh penjual lain. Karena matanya yang sudah setengah tertutup, Budi mengira tumpukan kubis tersebut adalah bantal-bantal yang nyaman untuk tidur sejenak.
Unaware that it was actually a neatly arranged stack of fresh cabbages, he mistook it for comfortable pillows to take a quick nap on.
Tanpa ragu, ia pun terbaring di atasnya dan tak lama kemudian terlelap.
Without hesitation, he lay down on it and soon drifted off to sleep.
Siti yang melihat kejadian itu hanya bisa terkekeh pelan.
Siti, observing the event, could only chuckle quietly.
Ia menghampiri Budi dan mencoba membangunkannya dengan cara menyentuhnya dengan lembut menggunakan ujung jari-jarinya. "Budi, bangun. Itu bukan bantal," bisik Siti dengan pelan.
She approached Budi and tried to wake him by gently touching him with her fingertips. "Budi, wake up. Those aren't pillows," she whispered softly.
Namun, Budi yang terkejut bangun mendadak dan dengan tubuhnya yang bergegas bangkit, ia tanpa sengaja memicu kubis-kubis itu terbang ke semua arah.
However, Budi, startled, abruptly sat up and inadvertently caused the cabbages to fly in all directions.
Beberapa kubis menggelinding ke kaki pengunjung lain, beberapa bahkan jatuh ke atas timbunan sayur penjual lain yang berdekatan.
Some rolled to the feet of other visitors, while some even fell onto nearby piles of vegetables of other sellers.
Semua orang yang berada di pasar itu tertawa melihat keadaan lucu tersebut. Mereka tertawa bukan karena mengejek, tapi karena situasi yang tidak terduga ini menghibur dan melepas lelah mereka di tengah keramaian aktivitas pasar.
Everyone at the market laughed at the comical sight. Their laughter wasn't mocking; rather, the unexpected situation provided entertainment and relief from the weariness of the bustling market activities.
Budi yang sadar telah membuat kesalahan langsung merasa malu. Ia meminta maaf kepada penjual sayur yang kubisnya sudah berterbangan dan bersedia membantu mengembalikan semuanya ke tempat semula.
Upon realizing his mistake, Budi felt embarrassed. He apologized to the vegetable seller whose cabbages had scattered and offered to help gather them back.
Siti juga membantu, sambil masih tersenyum mengingat kejadian itu.
Siti also assisted, still smiling at the memory of the incident.
Ternyata, pemilik kubis itu adalah orang yang baik hati. Dengan tertawa, ia berkata, "Tak apa, anak muda. Aku belum pernah melihat seseorang sebegitu lelah sampai kubis-kubisku disangka bantal. Berhati-hatilah lain kali."
As it turned out, the owner of the cabbages was a kind-hearted person. With a laugh, he said, "It's alright, young man. I've never seen anyone so tired that they mistook my cabbages for pillows. Be more careful next time."
Hari itu, Budi belajar untuk lebih waspada terhadap tempat di mana ia melepas kelelahan.
That day, Budi learned to be more cautious about where he rested when feeling tired.
Ia dan Siti pun menjadi teman yang baik setelah kejadian itu.
He and Siti became good friends after the incident.
Dan bagi para pengunjung serta penjual pasar, cerita tentang pemuda yang tidur di atas tumpukan kubis menjadi bahan cerita yang menyenangkan untuk dikenang.
For the market visitors and sellers, the story of the young man who slept on a pile of cabbages became a delightful tale to remember.