The Fiery Noodle Mishap: Friendship & Spice
FluentFiction - Indonesian
The Fiery Noodle Mishap: Friendship & Spice
Pada suatu sore yang cerah, Rini, gadis yang ceria dan penuh energi, berjalan menuju Warung Makan bersama dua sahabatnya, Siti dan Budi.
On a bright afternoon, Rini, a cheerful and energetic girl, walked to the Eating House with her two friends, Siti and Budi.
Kedua temannya itu terlihat lapar dan ingin segera mencicipi makanan yang lezat.
Both of her friends looked hungry and eager to taste delicious food.
Rini, yang dikenal pecinta pedas, merasa hari itu adalah waktu yang tepat untuk memperkenalkan teman-temannya pada sambal kegemarannya.
Rini, known for her love of spicy food, felt that it was the perfect time to introduce her friends to her favorite chili sauce.
Warung Makan itu kecil dan sederhana, tapi selalu ramai pengunjung karena makanannya yang nikmat dan harga yang terjangkau.
The Eating House was small and simple, but always crowded with visitors because of its delicious food and affordable prices.
Mereka duduk di meja kayu sudut yang nyaman, dan Rini langsung meminta menu favoritnya, nasi goreng spesial, sedangkan Siti dan Budi memilih mi ayam yang terkenal tidak terlalu pedas.
They sat at a comfortable corner wooden table, and Rini immediately ordered her favorite, special fried rice, while Siti and Budi chose the famous not-so-spicy chicken noodles.
Ketika pesanan tiba, sebetulnya Rini ingin sekali Siti mencoba sambal buatan pemilik warung yang sangat terkenal itu.
When the orders arrived, Rini actually wanted Siti to try the famous chili sauce made by the restaurant owner.
Dengan semangat, Rini menambahkan sambal ke dalam piring Siti tanpa permisi.
With enthusiasm, Rini added the sauce to Siti's plate without permission.
Namun, tangan Rini terpeleset dan tak sengaja, botol saus cabai tumpah banyak ke piring Siti.
However, Rini's hand slipped, and accidentally, a lot of chili sauce spilled onto Siti's plate.
Warna mi ayam Siti berubah menjadi merah menyala, sepertinya akan menyemburkan api.
The color of Siti's chicken noodles turned into a fiery red, as if it were about to spout flames.
Siti yang tidak tahu apa yang terjadi, langsung mencicipi mi ayamnya dengan sendok penuh.
Siti, unaware of what happened, immediately tasted her chicken noodles with a full spoon.
Seketika, matanya membesar dan wajahnya merah karena kepedasan yang tak tertahankan.
Instantly, her eyes widened, and her face turned red from the unbearable spiciness.
Air mata mengalir dari mata Siti bak air terjun kecil.
Tears flowed from Siti's eyes like a small waterfall.
Budi yang melihat hal itu langsung berlari ke warung sebelah untuk membeli air mineral.
Budi, who saw this, immediately ran to the neighboring shop to buy mineral water.
Sementara itu, Rini panik dan tidak berhenti meminta maaf kepada Siti yang masih terbatuk dan meraba-raba mencari air.
Meanwhile, Rini panicked and couldn't stop apologizing to Siti, who was still coughing and fumbling to find water.
Akhirnya, Budi kembali dengan sebuah botol air yang besar.
Finally, Budi returned with a large bottle of water.
Siti langsung meminumnya dengan serakah, membuat warung itu diam sejenak karena semua mata tertuju pada mereka.
Siti immediately drank it greedily, making the restaurant momentarily quiet as all eyes turned to them.
Setelah beberapa teguk besar, napas Siti mulai normal kembali, dan kegaduhan sekitar berangsur-angsur mereda.
After a few big gulps, Siti's breathing began to return to normal, and the commotion around gradually subsided.
Rini, masih merasa sangat bersalah, memutuskan untuk membeli es krim untuk Siti. Sebuah pembayaran kecil untuk kesalahannya yang tidak sengaja.
Feeling very guilty, Rini decided to buy ice cream for Siti as a small payment for her unintentional mistake.
Setelah makan es krim dan minum air lebih banyak, Siti akhirnya bisa tersenyum kembali.
After eating ice cream and drinking more water, Siti finally smiled again.
Dari kejadian itu, mereka belajar untuk selalu berhati-hati saat menambahkan sambal pada makanan dan betapa pentingnya persahabatan yang bisa melewati ujian kecil seperti ini.
From that incident, they learned to always be careful when adding chili sauce to food and how important friendship is in overcoming small trials like this.
Walaupun terjadi kesalahan dan kepanikan, kehangatan persahabatan mereka sejatinya membuat cerita ini penuh canda dan tawa.
Despite the mistake and panic, the warmth of their friendship essentially made this story full of laughter and joy.
Mereka meninggalkan Warung Makan itu dengan perut penuh dan hati yang hangat, menantikan petualangan selanjutnya bersama.
They left the Eating House with full stomachs and warm hearts, looking forward to their next adventure together.