Durian Deal: A Mix-Up at the Market
FluentFiction - Indonesian
Durian Deal: A Mix-Up at the Market
Di sebuah pasar tradisional yang meriah, orang-orang sibuk berbelanja dan penjual berseru menawarkan barang dagangan mereka.
In a bustling traditional market, people are busy shopping and vendors are loudly promoting their merchandise.
Di sinilah Anita, seorang ibu rumah tangga yang cerdas, datang untuk mencari buah-buahan segar.
Here is where Anita, an intelligent housewife, comes to look for fresh fruits.
Matahari menyengat tak menyurutkan langkah Anita yang hari itu bertekad membawa pulang durian terbaik.
The scorching sun does not deter Anita's determination to bring home the best durian that day.
Tak jauh dari situ, Budi, seorang turis dengan peta di tangan, terpesona oleh keunikan pasar tersebut.
Not far from there, Budi, a tourist with a map in hand, is captivated by the uniqueness of the market.
Kamera digantung di lehernya siap mengabadikan setiap sudut pasar yang dinamis.
His camera is hanging around his neck ready to capture every corner of the dynamic market.
Anita melihat seorang pria di depan toko buah, dengan banyak durian terletak di sekitarnya.
Anita sees a man in front of a fruit stall, surrounded by many durians.
Dia mendekati pria itu dan tanpa pikir panjang, Anita mulai menawar durian yang tampak matang sempurna.
She approaches the man and without hesitation, Anita starts bargaining for the seemingly ripe and perfect durian.
"Harga durian ini berapa, Pak?
"How much is this durian, sir?"
" tanya Anita dengan nada tegas.
Anita asks firmly.
Budi, yang tengah memerhatikan pola kulit durian, terkejut.
Budi, who is observing the durian's skin pattern, is surprised.
Dia tidak mengira akan ditanya harga oleh wanita ini.
He didn't expect to be asked about the price by this woman.
"Oh, bu, saya bukan penjual durian," jelas Budi dengan sopan.
"Oh, ma'am, I am not a durian seller," explains Budi politely.
Namun Anita tidak mendengar penjelasan tersebut karena sibuk memeriksa durian.
However, Anita does not hear that explanation because she is busy inspecting the durian.
"Kalau saya beli tiga, bisa kurang tidak?
"If I buy three, can you give me a discount?"
" desaknya, berharap mendapat harga yang baik.
she insists, hoping for a good price.
Budi mencoba menjelaskan lagi, "Bu, saya serius, saya bukan penjualnya.
Budi tries to explain again, "Ma'am, seriously, I'm not the seller.
Saya hanya turis yang sedang melihat-lihat.
I'm just a tourist who is taking a look around."
"Anita, yang akhirnya menyadari kesalahannya, tertawa malu.
Finally realizing her mistake, Anita laughs embarrassedly.
"Wah, maafkan saya, Pak.
"Oh, I'm sorry, sir.
Saya kira Bapak yang menjual buah ini," ucapnya sambil menutup mulutnya yang tertawa.
I thought you were the one selling these fruits," she says, covering her laughing mouth.
Kejadian itu menarik perhatian penjual durian sebenarnya yang kemudian menghampiri mereka.
The incident attracts the attention of the actual durian seller, who then approaches them.
"Bu, kalau mau beli durian, saya yang jual.
"Ma'am, if you want to buy durian, I'm the one selling it.
Mari saya kasih harga baik," kata penjual itu dengan ramah.
Let me give you a good price," the seller says friendly.
Anita akhirnya mendapatkan durian yang diinginkannya dengan harga yang memuaskan.
In the end, Anita gets the durian she wants at a satisfying price.
Budi, meskipun sempat kebingungan, menemukan momen lucu itu sebagai bagian tak terlupakan dari kunjungannya.
Despite the initial confusion, Budi finds the funny moment to be an unforgettable part of his visit.
Sebelum berpisah, Anita meminta Budi untuk mengambilkan gambar dirinya dengan durian pilihannya, sebagai kenang-kenangan yang manis dari pasar tersebut.
Before parting ways, Anita asks Budi to take a picture of her with her chosen durian, as a sweet memento from the market.
Keduanya berpisah dengan senyum hangat.
They part with warm smiles.
Anita dengan durian di tangannya dan Budi dengan cerita baru untuk diceritakan tentang pasar tradisional yang penuh warna dan kejutan.
Anita with the durian in her hand and Budi with a new story to tell about the colorful and surprising traditional market.