Di sebuah pasar tradisional yang ramai dan penuh warna, Anita berkunjung untuk pertama kalinya.

In a bustling and colorful traditional market, Anita visited for the first time.

Matahari pagi masih malu-malu menyapa atap-atap los pasar yang telah usang.

The morning sun was still shyly greeting the worn market stalls.

Anita, yang selalu ingin mencoba sesuatu yang baru, memutuskan untuk membeli bahan-bahan segar untuk masakan petang nanti.

Anita, who always wanted to try something new, decided to buy fresh ingredients for dinner.

Ia berjalan berkeliling dengan tas belanjaannya yang besar dan polos.

She walked around with her large and plain shopping bag.

Saat Anita melangkah masuk ke pasar, bau ramuan bumbu dan raungan para pedagang menyapanya.

As Anita stepped into the market, the aroma of spices and the shouts of the traders greeted her.

Ia kemudian mendekati salah satu pedagang sayur yang terkenal di pasar itu.

She then approached one of the famous vegetable sellers in the market.

Di sana, aneka ragam sayuran hijau segar menarik perhatian dan membuatnya ingin segera memasak.

There, various fresh green vegetables caught her attention and made her eager to cook.

Anita yang tertarik pada seberkas buncis hijau yang tampak segar bergegas menyambar beberapa tangkai.

Anita, interested in a bunch of fresh green beans, hurriedly grabbed a few stems.

Namun, tanpa disadarinya, tangan Anita malah menggapai sejumput cabai hijau yang terlihat mirip buncis dari jauh.

Unbeknownst to her, Anita's hand actually reached for a handful of green chilies that looked similar to green beans from a distance.

Pedagang itu, seorang pria ramah bernama Budi, terkekeh melihat Anita yang takjub pada 'buncis' hijau tersebut.

The trader, a friendly man named Budi, chuckled at Anita's fascination with the 'green beans'.

Setelah membayar dan berterima kasih pada Budi, Anita pun pulang ke rumah.

After paying and thanking Budi, Anita went home.

Di dapur, ia mulai memasak dengan gembira, mencampurkan bahan demi bahan sambil melantunkan lagu kesayangannya.

In the kitchen, she started cooking happily, mixing ingredients while humming her favorite song.

Ketika sampai pada saat memasukkan 'buncis', Anita membuangnya ke dalam kuali tanpa ragu.

When it came time to add the 'green beans', Anita tossed them into the pot without hesitation.

Tak lama kemudian, wangi masakan mulai berubah.

Before long, the scent of the dish started to change.

Asap pedas mengepul dan terasa menusuk mata.

Spicy smoke billowed and stung her eyes.

Anita batuk-batuk, tidak mengerti apa yang salah.

Anita coughed, not understanding what went wrong.

Dengan perasaan heran, ia inspeksi 'buncis' yang kini telah menjadi sumber kepedasan tak tertahankan itu.

Feeling puzzled, she inspected the 'green beans' that had now become the source of unbearable spiciness.

Dengan mata tergenang air, Anita segera menyadari kesalahannya.

With tears in her eyes, Anita quickly realized her mistake.

Ternyata bukan buncis yang telah dia masukkan, melainkan cabai hijau pedas!

It turned out that she had not put in green beans, but rather spicy green chilies!

Dalam keadaan sedikit panik dan masih terbatuk, Anita bergegas kembali ke pasar untuk membeli buncis yang sebenarnya dan menceritakan kejadian lucu itu pada Budi.

In a bit of panic and still coughing, Anita hurried back to the market to buy the actual green beans and tell Budi about the funny incident.

Budi hanya tersenyum dan memberikan Anita seikat buncis dengan harga yang lebih murah sambil berkata, "Semoga ini tidak membuat masakanmu menjadi kejutan yang pedas, Anita!

Budi just smiled and gave Anita a bunch of green beans at a lower price, saying, "Hopefully this won't make your cooking a spicy surprise, Anita!"

"Anita pun tertawa, menerima buncis dengan senang hati.

Anita laughed, happily accepting the green beans.

Pelajaran dari kejadian ini adalah: selalu perhatikan dengan baik bahan yang kamu beli, terutama di pasar yang penuh keajaiban seperti ini.

The lesson from this incident is: always pay close attention to the ingredients you buy, especially in a market full of wonders like this.

Kesalahan Anita yang menggemaskan dan reaksi spontannya mengakhiri hari dengan tawa dan persahabatan baru di pasar tradisional tersebut.

Anita's endearing mistake and her spontaneous reaction ended the day with laughter and a new friendship in the traditional market.

Anita memasak lagi malam itu, dengan sangat berhati-hati – kali ini hanya buncis hijau yang benar-benar buncis.

Anita cooked again that night, this time with great care – using only genuine green beans.

Dan tentu saja, makan malamnya berakhir dengan sajian yang sempurna, tanpa kejutan yang pedas.

And of course, her dinner ended with a perfect dish, without any spicy surprises.