FluentFiction - Indonesian

High-Stakes Poker and the True Price of Friendship in Jakarta

FluentFiction - Indonesian

17m 31sMarch 14, 2025
Checking access...

Loading audio...

High-Stakes Poker and the True Price of Friendship in Jakarta

1x
0:000:00

Sign in for Premium Access

Sign in to access ad-free premium audio for this episode with a FluentFiction Plus subscription.

View Mode:
  • Langit Jakarta tampak gelap, hujan turun deras menghantam atap gedung.

    The sky over Jakarta appeared dark, rain pouring heavily on the roofs of buildings.

  • Di sebuah ruangan kecil dan remang-remang, kumpulan pria duduk mengelilingi meja, fokus pada kartu yang mereka pegang.

    In a small, dimly lit room, a group of men sat around a table, focused on the cards in their hands.

  • Arya, seorang siswa SMA yang terkenal dengan keahlian bermain kartu, duduk di antara mereka.

    Arya, a high school student famous for his card-playing skills, was seated among them.

  • Hari itu, dia bermain poker dalam permainan berisikan taruhan tinggi, dan jantungnya berdetak cepat.

    That day, he was playing poker in a high-stakes game, and his heart was racing.

  • Dewi, teman dekatnya, berdiri di sudut, memperhatikan dengan cemas.

    Dewi, his close friend, stood in the corner, watching anxiously.

  • Dia tahu betapa berbahayanya permainan ini bagi Arya.

    She knew how dangerous this game was for Arya.

  • Arya bukan hanya main demi dirinya sendiri, tetapi untuk membeli gaun prom untuk Dewi, yang tidak mampu membelinya.

    Arya wasn't just playing for himself, but to buy a prom dress for Dewi, who couldn't afford it.

  • Arya ingin membuat malam prom Dewi menjadi spesial.

    Arya wanted to make Dewi's prom night special.

  • Di meja lain, Raka, atlet terkemuka di sekolah mereka, duduk memandang Arya dengan tatapan penuh rivalitas.

    At another table, Raka, a prominent athlete at their school, sat watching Arya with a look full of rivalry.

  • Raka dan Arya memiliki sejarah yang tidak menyenangkan di masa lalu, tetapi malam ini, persaingan mereka meningkat ke level berbeda.

    Raka and Arya had an unpleasant history, but tonight, their competition escalated to a different level.

  • "Satu kesalahan lagi, dan aku bisa kehilangan semuanya," pikir Arya.

    "One more mistake, and I could lose everything," Arya thought.

  • Di luar, suara gemuruh guntur seakan-akan menertawakannya.

    Outside, the sound of thunder seemed to be laughing at him.

  • Dewi, yang tidak sepenuhnya mengerti permainan, memperingatkannya berulang kali, "Arya, hati-hati.

    Dewi, who didn't fully understand the game, repeatedly warned him, "Arya, be careful."

  • "Sebagai tanda Nyepi mendekat, suasana Jakarta yang biasa ramai kini sejenak mendamaikan sebagian sudut kota.

    As Nyepi approached, the usually bustling atmosphere of Jakarta momentarily calmed parts of the city.

  • Tetapi di ruangan ini, sebaliknya, ketegangan terus memuncak.

    But in this room, the tension continued to rise.

  • Arya tetap bertahan, meski taruhannya semakin tinggi.

    Arya persisted, even as the stakes increased.

  • Sekarang, dia harus memutuskan apakah akan mempertaruhkan semua tabungannya dalam satu permainan terakhir.

    Now, he had to decide whether to risk all his savings in one last game.

  • Ketika Arya memandang Dewi sebentar, dia merasakan kehangatan persahabatan mereka lebih dari sekedar kesuksesan dalam permainan.

    When Arya glanced at Dewi briefly, he felt the warmth of their friendship meant more than mere success in the game.

  • Detik-detik berjalan lambat, dan semua menanti keputusannya.

    Seconds passed slowly, and everyone awaited his decision.

  • Dengan tangan gemetar, Arya menatap kartunya, lalu akhirnya meletakkannya perlahan di meja dan berkata, "Aku mundur.

    With trembling hands, Arya looked at his cards, then finally laid them down slowly on the table and said, "I fold."

  • "Dewi tersenyum lega.

    Dewi smiled with relief.

  • Arya telah memilih persahabatan yang tulus daripada kemenangan yang tak pasti.

    Arya had chosen genuine friendship over uncertain victory.

  • Raka, yang mengamati situasi itu, terlihat terkejut.

    Raka, observing the situation, looked surprised.

  • Setelah permainan berakhir, Raka mendekati Arya.

    After the game ended, Raka approached Arya.

  • "Kau tahu, aku suka gayamu," katanya.

    "You know, I like your style," he said.

  • "Kalau kau butuh pekerjaan paruh waktu, toko pamanku sedang mencari orang untuk membantu.

    "If you need a part-time job, my uncle's shop is looking for someone to help."

  • "Arya tersenyum.

    Arya smiled.

  • Meskipun dia tak memenangkan uang untuk gaun Dewi malam itu, dia mendapatkan sesuatu yang lebih.

    Although he didn't win the money for Dewi's dress that night, he gained something more.

  • Pelajaran tentang arti dari harga diri dan nilai pertemanan.

    A lesson about the meaning of dignity and the value of friendship.

  • Arya merasa seolah beban berat telah terangkat darinya.

    Arya felt as if a heavy burden had been lifted from him.

  • Dan pada malam prom, walaupun sederhana, rasa persahabatan dan ketulusan tetap mengantarkan Dewi dan Arya menikmati malam yang mengesankan.

    And on prom night, though simple, the sense of friendship and sincerity still allowed Dewi and Arya to enjoy a memorable night.

  • Dalam hujan deras yang terus mengguyur Jakarta, Arya belajar bahwa terkadang, berjalan dengan martabat tak ternilai lebih dari sekadar menang.

    In the heavy rain that continued to pour over Jakarta, Arya learned that sometimes, walking with dignity is worth more than just winning.