
Braving the Rain: Rina's Determined Journey to Vote
FluentFiction - Indonesian
Loading audio...
Braving the Rain: Rina's Determined Journey to Vote
Sign in for Premium Access
Sign in to access ad-free premium audio for this episode with a FluentFiction Plus subscription.
Langit Jakarta tampak mendung.
The sky over Jakarta appeared overcast.
Rina bergegas menuju tempat pemungutan suara di sebuah gedung sekolah di tengah kota.
Rina hurried towards the polling station located in a school building in the city center.
Hari ini hujan terus turun, menyapu jalanan.
Today, the rain kept falling, washing over the streets.
Udara sedikit dingin, membuat pakaian orang-orang basah karena hujan.
The air was a bit chilly, making people's clothes wet from the rain.
Namun, tekad Rina tidak surut.
However, Rina's determination did not waver.
Ia ingin menggunakan hak suaranya meski sedikit merasa tidak enak badan.
She wanted to exercise her right to vote even though she felt a little unwell.
Di dalam gedung, suara ramai terdengar.
Inside the building, the sound of chatter could be heard.
Banyak orang antri menunggu giliran untuk mencoblos.
Many people were lining up, waiting for their turn to cast their vote.
Rina menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya.
Rina took a deep breath, trying to calm herself.
Jalanan sedikit licin karena lantai yang basah terkena cipratan hujan dari sepatu para pemilih lainnya.
The floors were a bit slippery due to the splashes from other voters' shoes.
Bayu, seorang petugas pemilu yang ramah, berdiri di dekat pintu masuk.
Bayu, a friendly election officer, stood near the entrance.
Ia mengarahkan pemilih ke tempat yang tepat, memastikan semuanya berjalan lancar.
He directed voters to the correct spots, ensuring everything ran smoothly.
Tiba-tiba, dari jauh, Bayu melihat Rina yang tampak lesu.
Suddenly, from a distance, Bayu noticed Rina, who appeared fatigued.
Ketika Rina hampir sampai di barisan depannya, wajahnya mendadak pucat.
As Rina almost reached the front of the line, her face suddenly turned pale.
Dunia sekitarnya terasa berputar.
The world around her seemed to spin.
Ia menggenggam lengan kursi terdekat untuk menahan diri dari rasa pusing yang melanda.
She grasped the arm of the nearest chair to steady herself against the dizziness.
Melihat keadaan itu, Bayu dengan cepat bergerak mendekati Rina.
Seeing this, Bayu quickly moved towards Rina.
"Apa Anda baik-baik saja?
"Are you okay?"
" tanyanya lembut namun cepat.
he asked gently yet swiftly.
"Saya sedikit pusing," jawab Rina sambil memegang dahinya.
"I'm a bit dizzy," Rina replied while holding her forehead.
"Tapi saya ingin tetap mencoblos.
"But I want to continue voting."
"Bayu berpikir cepat.
Bayu thought quickly.
Ia harus membantu Rina tanpa membuat kepanikan di antara pemilih yang lain.
He needed to assist Rina without causing panic among the other voters.
"Mari, silakan duduk sebentar," ajak Bayu, membimbing Rina ke bangku terdekat.
"Please, have a seat for a moment," suggested Bayu, guiding Rina to the nearest bench.
Ia mengambilkan segelas air dari meja petugas lainnya dan menyerahkannya pada Rina.
He took a glass of water from another officer's table and handed it to her.
Setelah beberapa saat, Rina mulai merasa lebih baik.
After a while, Rina began to feel better.
"Terima kasih banyak," ucapnya tersenyum lemah tapi lebih tenang.
"Thank you so much," she said with a weak but calmer smile.
"Kau sangat membantu.
"You've been very helpful."
"Bayu mengangguk.
Bayu nodded.
"Jangan khawatir.
"Don't worry.
Kami di sini untuk membantu.
We're here to help.
Anda bisa melanjutkan mencoblos setelah merasa siap.
You can proceed to vote once you feel ready."
"Setelah beberapa menit beristirahat, Rina kembali berdiri.
After resting for a few minutes, Rina stood up again.
Ia merasa lebih kuat dan siap untuk melanjutkan tugasnya sebagai warga negara yang baik.
She felt stronger and ready to carry out her duty as a responsible citizen.
Dengan bimbingan Bayu, akhirnya Rina berhasil menggunakan hak suaranya.
With Bayu's guidance, Rina finally managed to exercise her voting rights.
Ketika selesai, Rina berterima kasih kepada Bayu.
When she finished, Rina thanked Bayu.
"Aku belajar hari ini bahwa tak perlu malu untuk meminta bantuan.
"I learned today that there's no shame in asking for help.
Kau sungguh hebat dalam menjaga keadaan tetap tenang.
You're truly great at keeping things calm."
"Bayu tersenyum, merasa lebih percaya diri dalam kemampuannya mengelola situasi mendadak.
Bayu smiled, feeling more confident in his ability to manage sudden situations.
Hari itu, di tengah hujan dan keramaian, mereka berdua mendapatkan pelajaran berharga tentang keberanian dan kebersamaan.
That day, amid the rain and the crowd, they both gained valuable lessons about courage and togetherness.