
Rainy Day Revelations: Bringing Nyepi to Life at the Museum
FluentFiction - Indonesian
Loading audio...
Rainy Day Revelations: Bringing Nyepi to Life at the Museum
Sign in for Premium Access
Sign in to access ad-free premium audio for this episode with a FluentFiction Plus subscription.
Hujan turun deras di Taman Mini Indonesia Indah.
The rain poured heavily in Taman Mini Indonesia Indah.
Meski musim hujan, alami, Ayu dan Budi berdiri di depan rumah adat, mempersiapkan diri untuk menjelaskan budaya Indonesia kepada pengunjung.
Despite the rainy season, naturally, Ayu and Budi stood in front of the traditional house, preparing themselves to explain Indonesian culture to the visitors.
Di kejauhan, suara hujan beradu dengan suara daun bergemerisik tertiup angin.
In the distance, the sound of rain mingled with the sound of rustling leaves blown by the wind.
Ayu, dengan semangat dan senyum semringah, berharap bisa membuktikan dirinya kepada kurator dan mungkin suatu hari menjadi kurator sendiri.
Ayu, with enthusiasm and a radiant smile, hoped she could prove herself to the curator and perhaps become a curator herself one day.
Budi, di sisi lain, berdiri dengan santai.
Budi, on the other hand, stood casually.
Pengunjung hari itu lebih sedikit dari biasanya, mungkin karena hujan.
There were fewer visitors than usual that day, perhaps because of the rain.
"Santai saja, Ayu.
"Just relax, Ayu.
Hujan akan membuat orang malas pergi ke sini," katanya dengan santai.
The rain will make people lazy to come here," he said casually.
"Benar, Budi, tapi ini kesempatan kita!
"True, Budi, but this is our opportunity!
Kita bisa lebih fokus kepada mereka yang datang," kata Ayu, matanya bersinar penuh semangat.
We can focus more on those who come," said Ayu, her eyes shining with enthusiasm.
Berteduh di bawah atap rumah adat, Ayu mulai menyapa beberapa pengunjung.
Sheltering under the roof of the traditional house, Ayu began to greet some visitors.
"Selamat datang!
"Welcome!
Kami sedang merayakan Nyepi," katanya.
We are celebrating Nyepi," she said.
Dia menjelaskan bagaimana Nyepi merupakan hari yang hening di Bali, hari di mana orang berhenti dari semua aktivitas.
She explained how Nyepi is a silent day in Bali, a day when people stop all activities.
Sedangkan Budi hanya tersenyum dan mendengarkan.
Meanwhile, Budi only smiled and listened.
"Ayu, mereka akan mendengar cerita-cerita ini dari kita berulang kali," gumam Budi pelan.
"Ayu, they will hear these stories from us repeatedly," Budi murmured softly.
Namun Ayu tak menyerah.
However, Ayu was not discouraged.
Melihat anak-anak kecil tampak antusias, dia memutuskan untuk membuat cerita menjadi lebih hidup.
Seeing the young children appearing excited, she decided to make the story more lively.
Ayu mengajak mereka bermain tebak-tebakan tentang tradisi dan menceritakan tentang ogoh-ogoh yang diarak sehari sebelum Nyepi untuk mengusir roh jahat.
Ayu invited them to play guessing games about traditions and told them about ogoh-ogoh that are paraded a day before Nyepi to ward off evil spirits.
Saat itulah, langkah kaki terdengar mendekat.
It was then that footsteps were heard approaching.
Seorang pria tinggi dengan kacamata datang, kurator museum.
A tall man with glasses came, the museum curator.
Ayu langsung menyadari kedatangannya, tetapi tetap melanjutkan ceritanya dengan antusias.
Ayu immediately realized his arrival but continued her story enthusiastically.
Dalam waktu singkat, Ayu berhasil memukau audiens kecilnya, bahkan si kurator.
In a short time, Ayu managed to captivate her small audience, even the curator.
Budi, melihat Ayu berbicara dengan penuh semangat, mulai terpengaruh.
Budi, seeing Ayu speak so passionately, began to feel influenced.
Dia melihat bagaimana Ayu bisa menghidupkan segalanya, meski hanya beberapa orang yang mendengar.
He saw how Ayu could bring everything to life, even if only a few people were listening.
"Baiklah, Ayu, aku ikut membantu," katanya akhirnya, memutuskan untuk lebih berpartisipasi.
"Alright, Ayu, I'll help," he finally said, deciding to participate more.
Cerita tentang Nyepi dan perayaan Bali yang damai membawa pengaruh.
The story about Nyepi and the peaceful Bali celebration had an impact.
Hujan masih turun, tetapi kebahagiaan terpancar dari wajah-wajah di bawah atap rumahan adat.
The rain still fell, but happiness shone from the faces under the traditional house's roof.
Kurator tersenyum bangga dan mengisyaratkan ingin berbicara dengan Ayu setelah itu.
The curator smiled proudly and signaled that he wanted to talk to Ayu afterward.
Akhirnya, Ayu tidak hanya berhasil memukau para pengunjung, tetapi juga kurator.
In the end, Ayu not only managed to impress the visitors but also the curator.
Dia merasa lebih percaya diri dan sadar akan kemampuannya beradaptasi dan berinovasi.
She felt more confident and aware of her ability to adapt and innovate.
Budi pun belajar bahwa semangat dan dedikasi bisa mengubah pandangan dan ketertarikan seseorang.
Budi also learned that enthusiasm and dedication can change a person's perspective and interest.
Hari itu, di bawah hujan yang memberi tantangan, Ayu dan Budi menemukan makna baru dalam pekerjaan mereka.
On that day, under the rain that posed a challenge, Ayu and Budi found new meaning in their work.
Dan begitulah, meski di bawah langit kelabu, impian Ayu dan semangat Budi memancarkan cahaya cerah.
And so, even under the gray sky, Ayu's dream and Budi's spirit radiated a bright light.
Mereka pulang dengan secercah harapan baru, menatap masa depan dengan senyuman penuh keyakinan.
They went home with a glimmer of new hope, facing the future with a smile full of confidence.