FluentFiction - Indonesian

Overcoming Fear at Borobudur: Rizky's Musical Triumph

FluentFiction - Indonesian

20m 00sMarch 31, 2025
Checking access...

Loading audio...

Overcoming Fear at Borobudur: Rizky's Musical Triumph

1x
0:000:00

Sign in for Premium Access

Sign in to access ad-free premium audio for this episode with a FluentFiction Plus subscription.

View Mode:
  • Hujan baru saja berhenti ketika Rizky dan Putri tiba di Candi Borobudur.

    The rain had just stopped when Rizky and Putri arrived at Candi Borobudur.

  • Udara sejuk dan sedikit berkabut, memberikan rasa magis pada suasana di sekeliling mereka.

    The air was cool and slightly misty, giving a magical feeling to the atmosphere around them.

  • Ini adalah hari spesial karena mereka sedang mempersiapkan pertunjukan budaya untuk merayakan hari Nyepi.

    It was a special day because they were preparing a cultural performance to celebrate Nyepi Day.

  • Rizky merasa gugup.

    Rizky felt nervous.

  • Dia adalah seorang musisi yang bercita-cita tinggi, memiliki semangat besar terhadap musik gamelan.

    He was an aspiring musician with a great passion for gamelan music.

  • Namun, dia selalu merasa cemas saat harus tampil di depan umum.

    However, he always felt anxious when he had to perform in front of an audience.

  • Putri, sahabatnya, seorang penari yang berbakat dan percaya diri.

    Putri, his friend, was a talented and confident dancer.

  • Dia mengerti betul betapa pentingnya menjaga tradisi.

    She understood very well how important it was to uphold traditions.

  • “Rizky, kamu pasti bisa melakukannya,” kata Putri, mencoba menyemangati.

    "Rizky, you can definitely do it," said Putri, trying to encourage him.

  • “Bayangkan saja kamu sedang bermain hanya untukku.

    "Just imagine you are playing only for me."

  • ”Saat itu, awan mendung bergulung di atas mereka, seolah-olah memberikan tantangan tambahan.

    At that moment, dark clouds rolled over them, as if adding an extra challenge.

  • Rizky dan Putri harus berlatih di luar, di bawah bayang-bayang megah Candi Borobudur.

    Rizky and Putri had to practice outside, in the shadow of the magnificent Candi Borobudur.

  • Suara gamelan terdengar nyaring, tapi dalam hati Rizky bergetar.

    The sound of the gamelan was loud, yet inside Rizky, he trembled.

  • Setiap kali mereka berlatih, Rizky sering berhenti di tengah-tengah lagu.

    Every time they practiced, Rizky often stopped in the middle of the song.

  • Tangannya gemetar, dan peluh menetes dari dahinya.

    His hands shook, and sweat dripped down his forehead.

  • Dia takut dia akan mengecewakan orang-orang yang datang untuk menyaksikan pertunjukan tersebut.

    He was afraid he would disappoint the people who came to watch the performance.

  • “Apa yang terjadi?

    "What happened?"

  • ” tanya Putri lembut, suatu hari ketika Rizky sekali lagi terdiam saat berlatih.

    asked Putri gently, one day when Rizky again fell silent during practice.

  • Rizky menarik napas dalam-dalam.

    Rizky took a deep breath.

  • “Aku.

    "I'm...

  • aku takut, Putri.

    I'm scared, Putri.

  • Takut salah.

    Afraid of making mistakes.

  • Takut semua orang akan melihatku gagal.

    Afraid everyone will see me fail."

  • ”Putri memegang bahunya dan membawanya ke sisi yang lebih tenang di area tersebut.

    Putri held his shoulder and led him to a calmer side of the area.

  • “Dengar, Rizky.

    "Listen, Rizky.

  • Mari kita berlatih di sini.

    Let's practice here.

  • Santai saja.

    Just relax.

  • Bayangkan tidak ada orang lain, hanya kita.

    Imagine there is no one else, just us."

  • ”Dengan bantuan Putri, Rizky mulai merasa lebih percaya diri.

    With Putri's help, Rizky began to feel more confident.

  • Mereka berlatih setiap hari di tempat yang tenang itu.

    They practiced every day in that quiet place.

  • Putri dengan sabar menari mengikuti irama gamelan yang semakin lancar dimainkan oleh Rizky.

    Putri patiently danced following the rhythm of the gamelan that Rizky played more smoothly.

  • Hari pertunjukan tiba, dan gerbuk awan mulai berkumpul lagi di atas Borobudur.

    The day of the performance arrived, and dark clouds began to gather again over Borobudur.

  • Hujan mungkin akan turun.

    Rain might fall.

  • Rizky menutup matanya, mendengarkan suara bising dan suara lembut gamelan yang sudah dia kenal baik.

    Rizky closed his eyes, listening to the noise and the soft sound of the gamelan he had come to know well.

  • Dia melangkah ke panggung dengan hati berdebar.

    He stepped onto the stage with a pounding heart.

  • Semua mata tertuju padanya.

    All eyes were on him.

  • Ketika dia akan bermain, keraguan datang lagi.

    As he was about to play, doubt returned.

  • Tapi, kemudian dia ingat senyuman dan kata-kata semangat Putri.

    But then he remembered Putri's smile and encouraging words.

  • Instrumen gamelan mulai bergema.

    The gamelan instruments began to resonate.

  • Awalnya perlahan, tetapi segera menjadi kuat dan penuh semangat.

    Slowly at first, but soon they became strong and spirited.

  • Rizky bermain seolah tidak ada yang menontonnya.

    Rizky played as if no one was watching him.

  • Di sebelahnya, Putri menari dengan anggun dan percaya diri.

    Beside him, Putri danced gracefully and confidently.

  • Mereka bersatu dalam harmoni, seperti bagian dari candi itu sendiri.

    They united in harmony, like part of the temple itself.

  • Rintik hujan mulai turun ketika Rizky memainkan nada terakhirnya.

    Raindrops started to fall as Rizky played his final notes.

  • Tepuk tangan menggema, memenuhi udara.

    Applause echoed, filling the air.

  • Hanya saat itulah dia sadar telah melewati rintangan terberat dalam hidupnya.

    Only then did he realize he had overcome the greatest hurdle of his life.

  • Dia tersenyum, merasa ringan.

    He smiled, feeling light.

  • Kecemasannya berubah menjadi sumber kekuatan baru.

    His anxiety transformed into a new source of strength.

  • Dia tidak hanya berhasil dalam pertunjukan, tetapi juga merasa lebih dekat dengan akar budayanya.

    He not only succeeded in the performance but also felt closer to his cultural roots.

  • Di sampingnya, Putri menepuk bahunya, bangga.

    Beside him, Putri patted his shoulder proudly.

  • Rizky telah menaklukkan ketakutannya.

    Rizky had conquered his fears.

  • Begitulah, di bawah naungan megah Candi Borobudur dan tetesan hujan yang lembut, Rizky menemukan dirinya yang baru.

    Thus, under the majestic shadow of Candi Borobudur and the gentle raindrops, Rizky discovered his new self.

  • Dia belajar memeluk rasa takutnya sebagai bagian dari ekspresi seninya, dan itu membawanya lebih dekat dengan dirinya sendiri dan masyarakatnya.

    He learned to embrace his fear as part of his artistic expression, bringing him closer to himself and his community.