
Rainy Curiosities at Monas: Mystery Unveiled in Jakarta
FluentFiction - Indonesian
Loading audio...
Rainy Curiosities at Monas: Mystery Unveiled in Jakarta
Sign in for Premium Access
Sign in to access ad-free premium audio for this episode with a FluentFiction Plus subscription.
Monumen Nasional, lebih dikenal sebagai Monas, berdiri megah di tengah kota Jakarta.
Monumen Nasional, better known as Monas, stands majestically in the middle of kota Jakarta.
Hari itu, Monas sangat ramai.
That day, Monas was very crowded.
Orang-orang merayakan Hari Komodo, meskipun tidak banyak yang tahu.
People were celebrating Hari Komodo, although not many knew about it.
Hujan rintik-rintik mulai turun, seakan menjadi ciri musim hujan yang sudah lama dinanti.
A light drizzle began to fall, as if marking the rainy season that had long been anticipated.
Ria, seorang wanita muda yang penuh semangat dan rasa ingin tahu, menarik Dewi, sahabatnya yang lebih suka bermain aman, menuju ke arah monumen.
Ria, a young woman full of spirit and curiosity, pulled Dewi, her friend who preferred to play it safe, towards the monument.
“Ayo, Dewi!
"Come on, Dewi!
Desas-desus tentang tempat ini selalu menarik,” ujar Ria sambil tersenyum.
The rumors about this place are always interesting," said Ria with a smile.
Di tengah keramaian, Ria melihat sesuatu yang aneh.
In the midst of the crowd, Ria saw something strange.
Sebuah paket misterius tergeletak di dekat kaki monumen.
A mysterious package lay near the foot of the monument.
Orang-orang berjalan melewatinya tanpa peduli.
People were walking past it without concern.
“Lihat itu, Dewi!
"Look at that, Dewi!
Ada paket di sana,” kata Ria.
There's a package over there," said Ria.
Dewi langsung waspada.
Dewi was immediately alert.
“Ria, mungkin kita harus laporkan ini kepada petugas.
"Ria, maybe we should report this to an officer.
Bisa berbahaya.
It could be dangerous."
”Namun, rasa penasaran Ria mengalahkan rasa takut tersebut.
However, Ria's curiosity overcame that fear.
“Kita hanya perlu melihat sebentar.
"We just need to take a quick look.
Mungkin ini bukan apa-apa.
Maybe it's nothing."
”Dewi mengernyit.
Dewi frowned.
“Ini ide yang buruk.
"This is a bad idea.
Aku akan mencari petugas.
I'll go find an officer."
”Saat Dewi bergegas mencari bantuan, Ria tetap di tempat.
As Dewi hurried to seek help, Ria stayed put.
Hujan mulai turun lebih deras, menyulitkan pandangan.
The rain began to fall heavier, making it difficult to see.
Ria melangkah dengan hati-hati, meneliti paket itu lebih dekat.
Ria stepped cautiously, examining the package more closely.
Ketika akhirnya Dewi kembali dengan seorang petugas, Ria sudah sampai di depan paket.
By the time Dewi returned with an officer, Ria was already in front of the package.
Dengan hati berdegup dan rasa penasaran yang menggebu, Ria memutuskan untuk membuka paket itu.
With her heart pounding and curiosity brimming, Ria decided to open the package.
Di bawah guyuran hujan yang semakin deras, mereka semua menahan napas.
Under the pouring rain, they all held their breaths.
Namun, begitu paket itu terbuka, Ria tertegun.
However, once the package was opened, Ria was taken aback.
Di dalamnya hanya ada kaos dan topi, sepertinya milik wisatawan yang ketinggalan.
Inside, there were only a T-shirt and a hat, seemingly left behind by a tourist.
Dewi menghela napas lega.
Dewi sighed in relief.
“Kalau saja kamu langsung mendengarkan, Ria.
"If only you had listened right away, Ria."
”Mereka pun tertawa bersama, merasa lega dan sedikit malu.
They both laughed together, feeling relieved and a bit embarrassed.
“Mungkin, aku harus lebih mendengar saranmu, Dewi,” kata Ria sambil tersenyum.
"Maybe I should listen to your advice more, Dewi," said Ria with a smile.
“Aku juga belajar untuk tidak terlalu cepat panik,” balas Dewi.
"I've also learned not to panic too quickly," replied Dewi.
Di bawah rintik hujan yang semakin ringan, mereka berdua kembali menikmati momen di Monas, menyadari bahwa kombinasi antara kehati-hatian dan rasa ingin tahu adalah cara terbaik untuk menghadapi dunia.
Under the lightening drizzle, they both went back to enjoying their time at Monas, realizing that a combination of caution and curiosity is the best way to face the world.