FluentFiction - Indonesian

Finding Home: Rina's Journey Back to Bali and Her Roots

FluentFiction - Indonesian

17m 03sApril 19, 2025
Checking access...

Loading audio...

Finding Home: Rina's Journey Back to Bali and Her Roots

1x
0:000:00

Sign in for Premium Access

Sign in to access ad-free premium audio for this episode with a FluentFiction Plus subscription.

View Mode:
  • Langit Tanjung Benoa yang biru cerah menyambut Rina sesampainya di Bali.

    The bright blue sky of Tanjung Benoa welcomed Rina as she arrived in Bali.

  • Ia baru saja kembali dari studi di luar negeri, dan pelukan hangat angin pantai mengingatkannya pada rumah.

    She had just returned from studying abroad, and the warm embrace of the sea breeze reminded her of home.

  • Daun-daun berguguran menandakan musim gugur, meskipun di sini, di bumi selatan, semuanya terasa lebih cerah.

    Falling leaves marked the autumn season, though here in the southern hemisphere, everything felt brighter.

  • Rina tiba di resor keluarga yang terletak tak jauh dari pantai.

    Rina arrived at the family resort located not far from the beach.

  • Di sana, Dewi, ibunya, sudah sibuk mempersiapkan perayaan Idul Fitri.

    There, Dewi, her mother, was busy preparing for the Idul Fitri celebration.

  • Rumah besar itu dipenuhi oleh aroma rendang yang menggoda, serta ketupat yang baru direbus.

    The large house was filled with the tempting aroma of rendang, and freshly boiled ketupat.

  • Lentera-lentera warna-warni menggantung menghiasi seluruh area, memancar dari segala sudut, menambah semarak perayaan.

    Colorful lanterns hung, decorating the entire area, emanating from every corner, adding to the festive atmosphere.

  • Dewi memeluk Rina dengan erat.

    Dewi hugged Rina tightly.

  • "Selamat datang kembali, Nak," ucapnya lembut.

    "Welcome back, my dear," she said softly.

  • Ada rasa haru dan kebanggaan dalam suaranya.

    There was an emotion of pride and tenderness in her voice.

  • Sementara itu, Iman duduk di sudut ruangan, buku-buku tebal berserakan di sekelilingnya.

    Meanwhile, Iman sat in the corner of the room, surrounded by thick books.

  • Ia melirik Rina sebentar, tersenyum, lalu kembali fokus pada persiapan ujian masuk kuliah.

    He glanced at Rina briefly, smiled, and then returned his focus to preparing for his college entrance exams.

  • Rina merasa gugup.

    Rina felt nervous.

  • Ia sadar, tahun-tahun di luar negeri membuatnya sedikit jauh dari tradisi keluarga.

    She realized that the years abroad had made her somewhat distant from family traditions.

  • Meski demikian, semangatnya berkobar ingin kembali menyatu dengan keluarganya.

    However, her spirit was burning to reunite with her family.

  • Idul Fitri ini adalah kesempatan terbaiknya.

    This Idul Fitri was her best opportunity.

  • Ketika malam tiba, keluarga besar berkumpul.

    When night fell, the extended family gathered.

  • Suasana ramai, penuh canda dan tawa, namun Rina merasa sesuatu menghimpit dadanya.

    The atmosphere was lively, full of jokes and laughter, but Rina felt something constricting her chest.

  • Saat itulah ia memberanikan diri bicara.

    That was when she dared to speak.

  • "Ibu, Iman.

    "Mother, Iman...

  • Aku merasa jauh dari rumah, dari semua ini," ungkap Rina, suara bergetar.

    I feel distant from home, from all of this," Rina revealed, her voice trembling.

  • "Tapi aku ingin belajar, ingin terlibat kembali.

    "But I want to learn, to become involved again."

  • "Dewi menatap Rina penuh kasih.

    Dewi looked at Rina with love.

  • "Tradisi adalah jembatan, Nak.

    "Tradition is a bridge, my dear.

  • Kita bisa meniti jembatan ini bersama," ujarnya bijak.

    We can cross this bridge together," she wisely said.

  • Iman mengangkat wajahnya, matanya bersinar dengan dukungan tak terucap.

    Iman lifted his head, his eyes shining with unspoken support.

  • Selama perayaan, Rina berusaha keras.

    Throughout the celebration, Rina tried hard.

  • Ia belajar membuat opor ayam dan membalik ketupat dengan cekatan.

    She learned to make opor ayam and skillfully turned the ketupat.

  • Setiap senyuman dan tawa tulus dari keluarganya adalah hadiah berharga yang perlahan-lahan membuat Rina merasa pulang.

    Each smile and genuine laugh from her family was a precious gift that gradually made Rina feel at home.

  • Puncaknya, saat malam Idul Fitri, Rina berdiri di sisi pantai, melihat kembang api mewarnai langit.

    The highlight was on the night of Idul Fitri, as Rina stood by the beach, watching fireworks color the sky.

  • Hatinya kini lebih ringan.

    Her heart felt lighter now.

  • Keluarga berkumpul di sampingnya, saling berpegangan tangan, tatapan penuh cinta dan penerimaan.

    Her family gathered beside her, holding hands, their gazes filled with love and acceptance.

  • Rina menyadari, kembali ke akar tidak berarti meninggalkan yang baru.

    Rina realized that returning to her roots didn't mean leaving behind what was new.

  • Ia menemukan keseimbangannya sendiri.

    She found her own balance.

  • Kekayaan tradisi adalah fondasi yang bisa dibangun dan dikembangkan.

    The richness of tradition is a foundation that can be built and expanded.

  • Ketika malam melarut, Rina tahu ia tidak lagi merasa terasing.

    As the night deepened, Rina knew she no longer felt alienated.

  • Di Tanjung Benoa ini, dalam hangatnya cinta keluarga, ia akhirnya merasa di rumah.

    Here in Tanjung Benoa, in the warmth of her family's love, she finally felt at home.