FluentFiction - Indonesian

Rekindling Family Ties in Jakarta's Vibrant Pasar

FluentFiction - Indonesian

20m 56sJune 15, 2025
Checking access...

Loading audio...

Rekindling Family Ties in Jakarta's Vibrant Pasar

1x
0:000:00

Sign in for Premium Access

Sign in to access ad-free premium audio for this episode with a FluentFiction Plus subscription.

View Mode:
  • Pagi itu, pasar Jakarta penuh dengan keramaian.

    That morning, the pasar Jakarta was filled with hustle and bustle.

  • Warna-warna cerah dan suara penjual bercampur dengan aroma rempah-rempah dan makanan jalanan.

    Bright colors and the voices of vendors mingled with the aroma of spices and street food.

  • Di bawah langit pagi yang cerah, Rina berjalan perlahan di antara kerumunan.

    Under the clear morning sky, Rina walked slowly through the crowd.

  • Dia mengenakan jilbab cantik, bergabung dengan semangat Idul Fitri yang meriah.

    She wore a beautiful hijab, joining in the festive spirit of Idul Fitri.

  • Setelah bertahun-tahun bekerja keras dan sibuk dengan karirnya, dia merasa ada yang hilang: hubungan dekat dengan saudara-saudaranya.

    After years of hard work and focusing on her career, she felt something was missing: a close relationship with her siblings.

  • Rina mengatur agar mereka bertemu di pasar.

    Rina arranged for them to meet at the pasar.

  • Dia berharap tempat ini akan memunculkan kenangan masa kecil.

    She hoped this place would evoke childhood memories.

  • Dulu, mereka sering datang bersama ibu mereka.

    In the past, they often came with their mother.

  • Dia menginginkan kedekatan itu kembali.

    She longed for that closeness to return.

  • Dalam keramaian, dia melihat Budi dan Ayu melambaikan tangan, senyum menghiasi wajah mereka.

    Amidst the crowd, she saw Budi and Ayu waving, smiles adorning their faces.

  • Budi, si anak tengah, selalu menyukai nuansa pasar.

    Budi, the middle child, always loved the atmosphere of the pasar.

  • Dia merasa nyaman di tengah keramaian, terhubung dengan orang-orang dan suasana sekitar.

    He felt at ease amidst the hustle, connected with the people and his surroundings.

  • Sementara itu, Ayu, yang baru kembali dari belajar di luar negeri, tampak sedikit canggung, seakan mencoba mencari tempatnya di keluarga lagi.

    Meanwhile, Ayu, who had just returned from studying abroad, looked a bit awkward, as if trying to find her place in the family again.

  • Mereka bertiga menyusuri lorong pasar.

    The three of them wandered through the pasar aisles.

  • Dengan latah, Rina bertanya, "Apa kabar, kalian?

    Without thinking, Rina asked, "How are you all?"

  • " Budi dan Ayu mulai berbagi cerita.

    Budi and Ayu began sharing stories.

  • Budi berbicara tentang pekerjaannya.

    Budi talked about his job.

  • Ayu menjelaskan pengalamannya di luar negeri, rindu dengan suasana rumah.

    Ayu recounted her experiences abroad, longing for the atmosphere of home.

  • Rina mendengarkan dengan perhatian, tetapi perasaannya bercampur.

    Rina listened attentively, but her feelings were mixed.

  • Ada rasa canggung yang menginap di hati.

    A lingering awkwardness settled in her heart.

  • Kenangan bertahun-tahun yang lalu muncul, berbaur dengan kesadaran bahwa komunikasi di antara mereka sudah lama tidak sama.

    Memories from years ago surfaced, blending with the realization that communication between them hadn't been the same for a long time.

  • Rina merasa terputus, tetapi tidak ingin menyerah.

    Rina felt disconnected, but she did not want to give up.

  • Mereka memilih beberapa bahan segar dan kembali ke rumah untuk makan malam.

    They chose some fresh ingredients and returned home for dinner.

  • Saat malam tiba, di meja makan, rasa canggung secara perlahan mencair.

    As night fell, at the dining table, the awkwardness slowly melted away.

  • Masing-masing menyajikan masakan yang telah mereka pelajari atau kembangkan sendiri.

    Each of them served dishes they had learned or developed on their own.

  • Daging, sayuran, sambal, dan tidak lupa kue-kue manis khas Idul Fitri memenuhi meja, mengundang selera.

    Meat, vegetables, sambal, and not forgetting the sweet pastries typical of Idul Fitri filled the table, whetting the appetite.

  • Saat mereka makan, tawa pecah, namun kemudian percakapan serius mengikuti.

    As they ate, laughter erupted, but then serious conversation followed.

  • Rina akhirnya berkata, "Aku merasa kita sudah jauh selama ini.

    Rina finally said, "I feel like we've been distant for so long.

  • Kadang aku merasa terpisah dari kalian.

    Sometimes I feel separated from you both."

  • "Budi menimpali, "Aku juga.

    Budi replied, "I feel the same way.

  • Tapi bagiku, keluarga adalah yang terpenting.

    But to me, family is most important.

  • Apapun yang terjadi, aku ingin kita tetap dekat.

    No matter what happens, I want us to stay close."

  • "Ayu, dengan suara lembut, menambahkan, "Berada jauh membuatku menyadari pentingnya keluarga.

    Ayu, with a gentle voice, added, "Being far away made me realize the importance of family.

  • Aku rindu kalian.

    I miss you both."

  • "Kata-kata mereka membuka hati Rina.

    Their words opened Rina's heart.

  • Dia menyadari bahwa meskipun dia sukses, tanpanya, hidupnya terasa kosong.

    She realized that even though she was successful, without them, her life felt empty.

  • Dia butuh keluarga.

    She needed her family.

  • Dengan air mata di sudut matanya, Rina berkata, "Aku ingin kita bisa kembali seperti dulu.

    With tears in the corners of her eyes, Rina said, "I want us to be like we used to be.

  • Lebih dari itu, aku ingin kita lebih baik dari dulu.

    More than that, I want us to be better than before."

  • "Malam itu, ketiga saudara itu menemukan pengertian baru tentang satu sama lain.

    That night, the three siblings discovered a new understanding of one another.

  • Ada kehangatan yang melingkupi mereka, seperti pelukan yang tulus.

    There was warmth enveloping them, like a sincere embrace.

  • Mereka berjanji untuk saling mendukung dan menjaga hubungan ini.

    They promised to support each other and maintain this relationship.

  • Mesin-mesin waktu tidak bisa mengubah masa lalu, tetapi ketulusan bisa memperbaiki masa depan.

    Time machines cannot change the past, but sincerity can mend the future.

  • Dalam hati, Rina merasa lebih terbuka untuk rentang emosi baru, siap merawat hubungan keluarga ini yang telah ditempa melalui momen-momen sederhana sepanjang hari itu.

    In her heart, Rina felt more open to a new range of emotions, ready to nurture this family relationship that had been shaped through simple moments throughout the day.

  • Pasar ramai di Jakarta kembali menjadi saksi perjalanan mereka, dari ketidakpastian menuju kedekatan.

    The bustling pasar in Jakarta once again bore witness to their journey, from uncertainty to closeness.