FluentFiction - Indonesian

Lost Fortune Found: A Sunset Adventure in Pura Tanah Lot

FluentFiction - Indonesian

18m 13sJune 23, 2025
Checking access...

Loading audio...

Lost Fortune Found: A Sunset Adventure in Pura Tanah Lot

1x
0:000:00

Sign in for Premium Access

Sign in to access ad-free premium audio for this episode with a FluentFiction Plus subscription.

View Mode:
  • Di sore yang cerah di bulan Juni, matahari terbenam memancarkan cahaya emas di Pura Tanah Lot.

    On a clear June afternoon, the setting sun cast a golden light on Pura Tanah Lot.

  • Sari, Andika, dan Putri berdiri di tepi tebing, memandang ombak yang menghantam karang dengan keras.

    Sari, Andika, and Putri stood on the cliff edge, watching the waves crash hard against the rocks.

  • Udara berbau asin dan sejuk, membawa suasana yang damai sekaligus misterius.

    The air smelled salty and cool, bringing a peaceful yet mysterious atmosphere.

  • Sari memimpin perjalanan hari itu.

    Sari led the journey that day.

  • Ia berharap bisa membuktikan dirinya sebagai seseorang yang bisa diandalkan.

    She hoped to prove herself as someone who could be relied upon.

  • Namun, ketenangan sore itu terganggu.

    However, the afternoon calm was disturbed.

  • "Artefak suci hilang," kata Sari dengan nada terkejut.

    "The sacred artifact is missing," said Sari with a surprised tone.

  • Sari merasakan dorongan untuk bertindak.

    Sari felt an urge to act.

  • Artefak yang hilang adalah sebuah patung kecil yang diperoleh saat perjalanan mereka ke salah satu toko lokal di sekitar pura.

    The missing artifact was a small statue they had obtained during their visit to one of the local shops around the temple.

  • Patung itu memiliki arti penting, simbol keberuntungan bagi yang memilikinya.

    The statue had significant meaning, a symbol of luck for those who owned it.

  • Kemalangan ini menimbulkan kecurigaan di antara mereka.

    This misfortune aroused suspicion among them.

  • "Adakah yang mengingat terakhir kali kita melihat artefak itu?

    "Does anyone remember the last time we saw the artifact?"

  • " tanya Sari dengan serius.

    asked Sari seriously.

  • Namun, Putri hanya menggelengkan kepala sambil berpikir keras, dan Andika yang biasanya ceria, tampak sedikit bingung dan skeptis.

    However, Putri just shook her head while thinking hard, and Andika, who was usually cheerful, looked a bit confused and skeptical.

  • "Kenapa kita tidak mencari dulu?

    "Why don't we search first?

  • Mungkin kita menaruhnya di tempat yang tidak terduga," usul Putri, berusaha menenangkan situasi.

    Maybe we put it in an unexpected place," suggested Putri, trying to calm the situation.

  • Sari memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut.

    Sari decided to investigate further.

  • Ia mulai dengan mengingat kembali langkah-langkah mereka sepanjang hari.

    She began by recalling their steps throughout the day.

  • Mereka menyusuri kios-kios, menikmati es kelapa muda, dan berhenti untuk mengambil foto-foto indah.

    They had browsed through stalls, enjoyed young coconut ice, and stopped to take beautiful photos.

  • Andika, meskipun ragu, setuju untuk ikut mencari.

    Andika, although doubtful, agreed to join the search.

  • "Kita tidak mungkin meninggalkannya begitu saja," katanya dengan sedikit tawa sinis untuk meredakan ketegangan.

    "We couldn't have just left it behind like that," he said with a slightly sarcastic laugh to ease the tension.

  • Pencarian membawa mereka kembali ke sudut pura yang menghadap laut lepas.

    The search brought them back to the corner of the temple facing the open sea.

  • Itu adalah tempat di mana mereka terakhir kali bercanda, menangkap momen matahari terbenam.

    It was the place where they last joked around, capturing the sunset moments.

  • Sari tiba-tiba teringat.

    Suddenly Sari remembered.

  • "Aku ingat!

    "I remember!

  • Andika, kamu yang terakhir memegangnya ketika kita mengambil foto.

    Andika, you were the last one holding it when we took the photo."

  • " Andika pun tersenyum malu, mengingat saat ia meletakkannya dengan hati-hati di atas karang untuk mendapatkan sudut foto yang sempurna.

    Andika smiled sheepishly, recalling how he had carefully placed it on a rock to get the perfect photo angle.

  • Cepat-cepat, mereka menuju ke lokasi tersebut.

    Quickly, they headed to the location.

  • Dan di sana, di bawah naungan bayangan karang, terlihatlah artefak itu, mengkilap tertimpa sinar matahari yang mulai menghilang.

    And there, under the shadow of the rocks, was the artifact, gleaming under the sun's rays that were beginning to fade.

  • "Ada di sini selama ini," kata Andika, tertawa lepas.

    "It was here all along," said Andika, laughing freely.

  • Dengan lega, kelompok itu menghela napas.

    With relief, the group sighed.

  • Ketegangan yang sempat muncul di antara mereka lenyap seketika.

    The tension that had briefly arisen among them vanished instantly.

  • Sari menyadari bahwa dalam petualangan ini, teman-temannya bukanlah penghalang, melainkan rekan yang peduli.

    Sari realized that on this adventure, her friends were not obstacles but caring companions.

  • "Terima kasih sudah membantu," ucapnya dengan tulus.

    "Thank you for helping," she said sincerely.

  • Mereka pun berdiri di tepi tebing, menikmati matahari yang tenggelam, membawa pulang pelajaran berharga tentang kepercayaan dan kerja sama di antara sahabat.

    They stood on the cliff edge, enjoying the setting sun, taking home valuable lessons about trust and cooperation among friends.

  • Bersama, mereka tersenyum, dalam hati mengucapkan terima kasih pada pura kuno yang telah menyatukan mereka dalam perjalanan tak terlupakan ini.

    Together, they smiled, silently thanking the ancient temple that had united them on this unforgettable journey.