FluentFiction - Indonesian

Balancing Dreams and Duties: A Young Artist's Journey

FluentFiction - Indonesian

Unknown DurationAugust 7, 2025
Checking access...

Loading audio...

Balancing Dreams and Duties: A Young Artist's Journey

1x
0:000:00

Sign in for Premium Access

Sign in to access ad-free premium audio for this episode with a FluentFiction Plus subscription.

View Mode:
  • Rizki berjalan perlahan menyusuri jalan Malioboro.

    Rizki walked slowly along Jalan Malioboro.

  • Banyak orang berbelanja dan menikmati suasana.

    Many people were shopping and enjoying the atmosphere.

  • Udara musim kemarau yang kering terasa hangat di kulitnya.

    The dry air of the dry season felt warm on his skin.

  • Aroma makanan jalanan dan suara pedagang membuat suasana menjadi hidup.

    The scent of street food and the sounds of vendors made the atmosphere come alive.

  • Di sudut jalan, dia melihat kios batik milik orang tuanya.

    At the corner of the street, he saw his parents' batik kiosk.

  • Ayahnya sedang sibuk melayani pembeli, sementara ibunya merapikan tumpukan kain batik yang berwarna-warni di bawah sinar matahari sore.

    His father was busy serving customers, while his mother was tidying up the colorful stacks of batik cloth under the afternoon sunlight.

  • Rizki adalah siswa SMA Negeri di Yogyakarta.

    Rizki was a student at SMA Negeri in Yogyakarta.

  • Dia sangat rajin.

    He was very diligent.

  • Setiap hari, setelah pulang sekolah, dia membantu orang tuanya di kios batik.

    Every day, after returning from school, he helped his parents at the batik kiosk.

  • Apalagi sekarang menjelang Idul Adha, Malioboro selalu ramai oleh wisatawan dan pembeli.

    Especially now, as Idul Adha was approaching, Malioboro was always crowded with tourists and buyers.

  • Di satu sisi, Rizki merasa bahagia karena bisa membantu orang tuanya.

    On one hand, Rizki felt happy to be able to help his parents.

  • Namun, di sisi lain, dia merasa kewalahan.

    However, on the other hand, he felt overwhelmed.

  • Tugas sekolah menumpuk.

    School assignments were piling up.

  • Dan lagi, dalam hatinya, dia memiliki keinginan untuk membuat karya seni.

    And besides, in his heart, he had a desire to create artwork.

  • Di suatu pagi, saat di sekolah, Rizki bertemu dengan teman akrabnya, Ayu.

    One morning, while at school, Rizki met his close friend, Ayu.

  • Ayu memperhatikan wajah Rizki yang cerah namun tersembunyi beban.

    Ayu noticed Rizki's bright but burdened expression.

  • "Apa kamu baik-baik saja, Rizki?

    "Are you okay, Rizki?"

  • " tanya Ayu dengan lembut.

    asked Ayu gently.

  • Rizki tersenyum kecil, lalu bercerita kepada Ayu tentang kebingungannya mengatur waktu.

    Rizki gave a small smile, then told Ayu about his confusion in managing his time.

  • "Aku ingin membantu orang tuaku di kios, tapi aku juga ingin fokus dengan sekolah.

    "I want to help my parents at the kiosk, but I also want to focus on school.

  • Dan lebih dari itu, aku ingin menggambar dan melukis.

    And more than that, I want to draw and paint.

  • Aku bingung," keluh Rizki.

    I'm confused," lamented Rizki.

  • Ayu mendengar dengan saksama.

    Ayu listened attentively.

  • Kemudian, ia memberikan saran kepada Rizki untuk berbicara dengan Pak Budi, guru seni mereka yang bijaksana.

    Then, she suggested to Rizki to talk to Pak Budi, their wise art teacher.

  • Sore harinya, setelah kelas selesai, Rizki menemui Pak Budi.

    In the afternoon, after class was over, Rizki met with Pak Budi.

  • Ia merasa cemas namun berharap mendapatkan nasihat yang baik.

    He felt anxious but hoped to get good advice.

  • "Pak Budi, saya punya masalah," kata Rizki dengan suara pelan.

    "Mr. Budi, I have a problem," said Rizki softly.

  • Dia menceritakan semuanya kepada gurunya.

    He told everything to his teacher.

  • Pak Budi mendengarkan dengan penuh perhatian.

    Pak Budi listened attentively.

  • Lalu, dengan suara lembut, Pak Budi berkata, "Rizki, kamu harus menemukan keseimbangan.

    Then, in a gentle voice, Pak Budi said, "Rizki, you have to find balance.

  • Lakukan hal yang kamu suka, tapi jangan tinggalkan tanggung jawabmu.

    Do the things you love, but don't neglect your responsibilities."

  • "Rizki pulang dengan pikiran yang lebih jernih.

    Rizki went home with a clearer mind.

  • Dia memutuskan untuk mengikuti saran Pak Budi.

    He decided to follow Pak Budi's advice.

  • Dia mulai mengatur waktunya dengan lebih baik, memberikan waktu khusus untuk belajar, untuk membantu di kios, dan untuk menggambar.

    He started managing his time better, allocating specific time for studying, for helping at the kiosk, and for drawing.

  • Dalam waktu luangnya, Rizki mulai membuat sebuah lukisan tentang pasar Malioboro yang hidup.

    In his spare time, Rizki began creating a painting about the lively Pasar Malioboro.

  • Dia terinspirasi oleh keramaian, kehangatan, dan warna yang ia lihat setiap hari.

    He was inspired by the crowd, the warmth, and the colors he saw every day.

  • Tidak lama berselang, Rizki mendapat informasi tentang lomba seni di kotanya.

    Not long after, Rizki received information about an art competition in his city.

  • Dengan sedikit ragu namun lebih banyak semangat, dia memutuskan untuk mengikutinya.

    With a bit of hesitation but a lot more enthusiasm, he decided to enter.

  • Dia menyerahkan lukisannya yang berjudul "Pasar Malioboro".

    He submitted his painting titled "Market Malioboro".

  • Ketika pengumuman pemenang dilakukan, Rizki tidak menyangka dia akhirnya menjadi pemenangnya.

    When the announcement of the winners was made, Rizki was surprised to learn that he had become the winner.

  • Keluarganya sangat bangga padanya.

    His family was very proud of him.

  • Mereka akhirnya mengerti bahwa seni adalah bagian dari hidup Rizki yang penting.

    They eventually understood that art was an important part of Rizki's life.

  • Dengan dukungan yang baru dari keluarganya, Rizki merasa lebih percaya diri.

    With the newfound support from his family, Rizki felt more confident.

  • Kini, dia tahu bahwa dia bisa mengatur waktunya dan tidak perlu meninggalkan impiannya.

    Now, he knew that he could manage his time and didn't have to abandon his dreams.

  • Rizki belajar bahwa komunikasi dengan orang-orang terdekatnya sangat penting.

    Rizki learned that communication with those closest to him was very important.

  • Cahaya matahari sore menyinari wajah Rizki saat dia tersenyum sembari melihat hiruk-pikuk Malioboro.

    The afternoon sunlight shone on Rizki's face as he smiled while looking at the hustle and bustle of Malioboro.

  • Dia tahu, impiannya untuk menjadi seniman suatu hari nanti sudah mendapatkan tempatnya, tepat di samping cinta dan tanggung jawabnya kepada keluarga.

    He knew his dream of becoming an artist someday had found its place, right next to his love and responsibility toward his family.