
Courage in the Wild: Rescuing the Runaway Orangutan
FluentFiction - Indonesian
Loading audio...
Courage in the Wild: Rescuing the Runaway Orangutan
Sign in for Premium Access
Sign in to access ad-free premium audio for this episode with a FluentFiction Plus subscription.
Panas dan terik siang itu menyelimuti Kebun Binatang Surabaya.
The hot and scorching afternoon enveloped the Kebun Binatang Surabaya.
Suara gembira pengunjung bercampur dengan kicauan burung dan rungutan binatang membuat suasana semakin hidup.
The joyful sounds of visitors mixed with the chirping of birds and the grumbling of animals made the atmosphere more lively.
Di sisi utara kebun binatang, Rina berjalan cepat sambil sesekali merapikan topinya.
On the northern side of the zoo, Rina walked quickly while occasionally adjusting her hat.
Dia baru menerima kabar buruk: seekor bayi orangutan keluar dari kandangnya.
She had just received bad news: a baby orangutan had escaped from its cage.
Rina, penjaga hewan yang berdedikasi, merasakan beban berat dari tugas ini.
Rina, a dedicated animal caretaker, felt the heavy burden of this task.
Dia perlu membuktikan kemampuannya kepada tim PR kebun binatang agar tidak terlambat menangani situasi ini.
She needed to prove her abilities to the zoo's PR team by not being late in handling this situation.
Di belakangnya, Aditya, seorang pemagang muda, mengikuti dengan hati-hati.
Behind her, Aditya, a young intern, followed cautiously.
Dia merasa gugup tetapi juga bersemangat.
He was nervous but also excited.
Ini adalah kesempatan baginya untuk belajar dan memperlihatkan bahwa dia bisa mengambil keputusan tepat di lapangan.
This was an opportunity for him to learn and show that he could make the right decisions on the ground.
Saat mereka mendekati area tempat orangutan itu diduga berada, Rina berhenti dan berbalik.
As they approached the area where the orangutan was suspected to be, Rina stopped and turned around.
"Aditya, aku butuh kamu untuk mencari tahu di mana bayi orangutan itu.
"Aditya, I need you to find out where the baby orangutan is.
Perhatikan alur pengunjung dan usahakan jangan sampai ada yang panik," katanya.
Keep an eye on the visitors' flow and try not to let anyone panic," she said.
Aditya mengangguk, meski dalam hatinya bimbang.
Aditya nodded, though inwardly he was doubtful.
Dia paham pentingnya tugas ini, namun keraguan tentang kemampuannya membuatnya sedikit takut.
He understood the importance of this task, but doubts about his abilities made him a bit scared.
Meski begitu, dia mulai bergerak, menyusuri jalan setapak dengan mata awas.
Nonetheless, he began to move, walking along the path with watchful eyes.
Rina, di sisi lain, berusaha berbicara kepada pengunjung untuk menarik perhatian mereka menjauh sementara dia memastikan bahwa mereka tetap aman.
Rina, on the other hand, tried to speak to visitors to draw their attention away while she ensured they remained safe.
Dia perlu memastikan tidak ada yang melihat bayi orangutan sebelum mereka menangkapnya kembali dengan aman.
She needed to make sure no one saw the baby orangutan before they could safely recapture it.
Tiba-tiba, Aditya melihat sekelibat bayangan di antara pohon-pohon.
Suddenly, Aditya saw a shadow flitting between the trees.
Bayi orangutan itu!
The baby orangutan!
Nalurinya ingin segera bertindak.
His instincts wanted to act immediately.
Namun, dia ingat peringatan Rina untuk berhati-hati.
However, he remembered Rina's warning to be careful.
Ini adalah momen krusial.
This was a crucial moment.
Dia memilih untuk tetap siaga, menunggu waktu yang tepat untuk bergerak.
He chose to stay alert, waiting for the right time to act.
Di dekat pintu masuk, Rina berusaha menenangkan kerumunan kecil yang mulai penasaran.
Near the entrance, Rina was trying to calm a small crowd that was starting to get curious.
Dia menghadap petugas kebun binatang, memohon bantuan untuk mengarahkan pengunjung tanpa menimbulkan curiga.
She faced the zoo staff, pleading for help in directing visitors without arousing suspicion.
Suasana tegang, namun dia tetap tenang.
The atmosphere was tense, but she remained calm.
Saat bayi orangutan itu mulai mendekati area yang lebih ramai, Aditya beraksi.
As the baby orangutan began approaching the more crowded area, Aditya sprang into action.
Dengan lompatan lembut, dia berhasil menangkap perhatian si kecil dan perlahan mendekat.
With a gentle leap, he managed to capture the little one's attention and slowly approached.
Dengan satu gerakan cepat, Aditya berhasil menangkapnya tanpa menciptakan kegaduhan.
With one swift motion, Aditya managed to catch it without creating a commotion.
Setelah bayi orangutan itu kembali selamat di kandangnya, Rina dan Aditya berdiri berdampingan, lega.
After the baby orangutan was safely back in its cage, Rina and Aditya stood side by side, relieved.
"Kamu melakukannya dengan baik, Aditya," kata Rina, mengakui keberanian dan ketenangan pemuda itu.
"You did well, Aditya," said Rina, acknowledging the courage and calmness of the young man.
"Terima kasih, Kak Rina.
"Thank you, Kak Rina.
Ini semua berkat bantuan dan kepercayaanmu," jawab Aditya dengan senyum lega.
It was all thanks to your help and trust," replied Aditya with a relieved smile.
Pengalaman ini mengajarkan mereka banyak hal.
This experience taught them many things.
Rina kini lebih percaya diri dengan kemampuan kepemimpinannya dan lebih menghargai pentingnya kerja tim.
Rina was now more confident in her leadership skills and appreciated the importance of teamwork.
Aditya, meski awalnya cemas, kini merasa lebih yakin dengan keputusannya dan siap menghadapi tantangan di dunia konservasi.
Aditya, though initially anxious, now felt more assured of his decisions and ready to face challenges in the world of conservation.
Hari itu di Kebun Binatang Surabaya menjadi kenangan yang tak terlupakan, di mana kerja sama dan keberanian membuahkan hasil yang membanggakan.
That day in Kebun Binatang Surabaya became an unforgettable memory, where cooperation and courage bore proud results.