FluentFiction - Indonesian

Breaking Traditions: Dewi's Journey to Pursue Her Dreams

FluentFiction - Indonesian

18m 06sSeptember 27, 2025
Checking access...

Loading audio...

Breaking Traditions: Dewi's Journey to Pursue Her Dreams

1x
0:000:00

Sign in for Premium Access

Sign in to access ad-free premium audio for this episode with a FluentFiction Plus subscription.

View Mode:
  • Di sebuah desa kecil di Bali, keluarga Dewi berkumpul di halaman rumah mereka yang penuh dengan dekorasi Penjor menjulang tinggi.

    In a small village in Bali, Dewi's family gathered in their yard, which was filled with towering Penjor decorations.

  • Aroma dupa dan suguhan Galungan mengisi udara.

    The scent of incense and Galungan offerings filled the air.

  • Ini adalah waktu sakral namun hati Dewi berdebar.

    It was a sacred time, yet Dewi's heart was pounding.

  • Percakapan di meja makan terasa ringan, tetapi Dewi tahu percakapan penting akan segera datang.

    The conversation at the dinner table was light, but Dewi knew an important conversation was imminent.

  • Dewi memiliki keinginan besar, ingin mengejar karier di luar negeri.

    Dewi had a big dream; she wanted to pursue a career abroad.

  • Tapi di balik senyumannya, dia merasa terjebak antara kewajiban kepada keluarganya dan impiannya.

    But behind her smile, she felt trapped between her obligations to her family and her dreams.

  • Orang tuanya, terutama ayahnya, berharap dia melanjutkan tradisi dan membantu bisnis keluarga.

    Her parents, especially her father, hoped she would continue the tradition and help with the family business.

  • Malam itu semua berkumpul, menghadiri makan malam keluarga bulanan.

    That evening everyone gathered for their monthly family dinner.

  • Saudaranya, Agus, sibuk dengan ponselnya, dan adik mereka, Rizki, bercanda dengan sepupu-sepupu.

    Her brother, Agus, was busy with his phone, and their younger brother, Rizki, was joking with the cousins.

  • Dewi menunggu saat yang tepat sambil berbincang dengan ibunya, yang sibuk memastikan semua hidangan disajikan dengan sempurna.

    Dewi waited for the right moment while chatting with her mother, who was busy ensuring all the dishes were served perfectly.

  • Saat doa Galungan dimulai, semua orang menyatukan tangan, kepala tertunduk khusyuk.

    As the Galungan prayer began, everyone joined hands, heads bowed in reverence.

  • Dewi merasakan inilah momen yang tepat.

    Dewi felt this was the right moment.

  • "Dapatkah saya berbicara sebentar?

    "Can I speak for a moment?"

  • " Dewi akhirnya berkata, suaranya sedikit gemetar.

    Dewi finally said, her voice slightly trembling.

  • Semua orang terdiam.

    Everyone fell silent.

  • "Saya telah mendapatkan tawaran pekerjaan di luar negeri dan berencana untuk pergi.

    "I have received a job offer abroad and plan to go."

  • "Keheningan menyelimuti ruangan.

    Silence enveloped the room.

  • Ayahnya memandangnya, mata penuh kebingungan dan rasa sakit.

    Her father looked at her, eyes full of confusion and pain.

  • "Dewi, kenapa?

    "Dewi, why?

  • Bisnis keluarga membutuhkanmu.

    The family business needs you."

  • "Dewi menarik napas dalam, berusaha menenangkan pikirannya.

    Dewi took a deep breath, trying to calm her mind.

  • "Ayah, saya mencintai keluarga ini dan tradisi kita.

    "Father, I love this family and our traditions.

  • Tapi saya perlu mengejar impian saya.

    But I need to pursue my dream.

  • Saya tidak ingin meninggalkan tanggung jawab saya, tapi ini juga penting buat saya.

    I don’t want to neglect my responsibilities, but this is also important for me."

  • "Ibunya menepuk tangan ayahnya sebelum berkata, "Galungan adalah kemenangan dharma.

    Her mother patted her father's hand before saying, "Galungan is the victory of dharma.

  • Ini adalah waktu untuk mencari kebenaran dan keseimbangan.

    It is a time to seek truth and balance.

  • Mungkin ini jalannya Dewi untuk menemukan dharmanya.

    Perhaps this is Dewi's way to find her dharma."

  • "Ayahnya menunduk, merenung dalam keheningan.

    Her father bowed his head, pondering in silence.

  • Seluruh keluarga terdiam, mencoba mencerna keputusan Dewi.

    The entire family was silent, trying to digest Dewi's decision.

  • Meskipun hati mereka terasa berat, ada rasa pengertian yang mulai muncul.

    Although their hearts felt heavy, there was a sense of understanding that began to emerge.

  • Akhirnya, ayahnya mengangguk pelan.

    Finally, her father nodded slowly.

  • "Jika ini jalanmu, Dewi, kami akan mendukungmu.

    "If this is your path, Dewi, we will support you.

  • Tapi jaga baik-baik dirimu dan jangan lupakan kami di sini.

    But take good care of yourself and don't forget us here."

  • "Dewi merasa lega, air mata syukur mengalir di pipinya.

    Dewi felt relieved, tears of gratitude flowing down her cheeks.

  • Dengan dukungan yang mulai mengalir dari keluarganya, dia sadar dia bisa menghormati akar dan tradisi sambil mengejar jalannya sendiri.

    With the support beginning to flow from her family, she realized she could honor her roots and traditions while pursuing her own path.

  • Malam itu, di bawah bintang-bintang dan bayangan Penjor, Dewi merasakan kekuatan baru.

    That evening, under the stars and the shadows of the Penjor, Dewi felt a newfound strength.

  • Dia belajar bahwa keberanian untuk mengikuti panggilan hatinya adalah bagian dari warisan keluarganya juga, dan dalam keputusan itu, dia menemukan keseimbangan antara impian dan tanggung jawab.

    She learned that the courage to follow her heart's calling was also part of her family's legacy, and in that decision, she found a balance between dreams and responsibilities.