FluentFiction - Indonesian

Unveiling Love at Borobudur: A Sunrise to Remember

FluentFiction - Indonesian

17m 28sOctober 1, 2025
Checking access...

Loading audio...

Unveiling Love at Borobudur: A Sunrise to Remember

1x
0:000:00

Sign in for Premium Access

Sign in to access ad-free premium audio for this episode with a FluentFiction Plus subscription.

View Mode:
  • Di kaki Borobudur yang megah, pagi masih muda.

    At the foot of the majestic Borobudur, the morning is still young.

  • Hawa sejuk menyelimuti, menyegarkan jiwa yang terjaga.

    The cool air wraps around, refreshing the awakened soul.

  • Rizki dan Tari berdiri di hadapan candi, matahari pagi menyusup dari balik bayang-bayang tingginya.

    Rizki and Tari stand before the temple, the morning sun slipping through the shadows of its towering structure.

  • Keduanya baru saja tiba saat langit mulai merona, walau sedikit tertutup awan kelabu yang mengambang pelan.

    They had just arrived as the sky began to blush, though slightly obscured by the slowly drifting gray clouds.

  • Rizki ingin membuat hari ini berarti.

    Rizki wants to make this day meaningful.

  • Dia berharap, dengan Tari menyaksikan, mereka bisa melihat matahari terbit yang sempurna.

    He hopes, with Tari watching, they can witness a perfect sunrise.

  • Namun, awan-awan seakan punya rencana lain.

    However, the clouds seemed to have other plans.

  • Rizki menarik napas dalam, menatap Tari yang tersenyum meski matahari masih bersembunyi.

    Rizki takes a deep breath, looking at Tari who smiles even though the sun is still hiding.

  • "Maaf kalau suasana tidak sesuai harapan," kata Rizki sambil menggenggam tangan Tari.

    "Sorry if the atmosphere isn't as expected," Rizki says while holding Tari's hand.

  • Tapi Tari hanya tersenyum lembut, menggeleng pelan.

    But Tari just smiles gently, shaking her head slowly.

  • "Kesempurnaan tidak perlu selalu jelas terlihat," ujarnya.

    "Perfection doesn't always have to be clearly visible," she says.

  • Rasa penasaran Tari akan sejarah dan keindahan seni membuatnya tetap semangat.

    Tari's curiosity about history and the beauty of art keeps her spirits high.

  • Rizki tahu kesempatan ini tidak akan sia-sia.

    Rizki knows this opportunity will not be in vain.

  • Tanpa berpikir panjang, Rizki mulai bercerita tentang sejarah Borobudur.

    Without thinking twice, Rizki begins to talk about the history of Borobudur.

  • "Ini adalah candi Buddha terbesar di dunia," katanya.

    "This is the largest Buddhist temple in the world," he says.

  • Tari mendengarkan dengan seksama, matanya bersinar penuh minat.

    Tari listens intently, her eyes shining with interest.

  • Pemikirannya menerawang ke masa lalu, membayangkan bagaimana penduduk kuno membangun struktur ini dengan kerja keras dan ketekunan.

    Her thoughts wander back to the past, imagining how the ancient inhabitants built this structure with hard work and perseverance.

  • Saat Rizki menyebutkan kisah tentang relief yang menggambarkan cerita kehidupan Buddha, Tari berdecak kagum.

    When Rizki mentions the story of the reliefs depicting the life of Buddha, Tari clicks her tongue in awe.

  • "Menarik sekali!

    "Fascinating!"

  • " serunya.

    she exclaims.

  • Rizki tersenyum, sedikit lebih percaya diri.

    Rizki smiles, feeling a bit more confident.

  • Lalu, seakan langit membaca niatnya, awan mulai tersibak.

    Then, as if the sky was reading his intent, the clouds began to part.

  • Sinarnya membanjiri candi, memancarkan keajaiban yang terasa magis.

    The sunlight floods the temple, emanating a magical wonder.

  • Rizki merasakan momen ini tepat untuk mengungkapkan perasaannya.

    Rizki feels this moment is perfect to express his feelings.

  • Dia menatap Tari dalam-dalam.

    He looks Tari deeply in the eyes.

  • "Tari, aku senang bisa berbagi momen ini denganmu," katanya, suaranya sedikit bergetar.

    "Tari, I'm glad to share this moment with you," he says, his voice slightly trembling.

  • Tari menatap balik, tersentuh oleh ketulusan Rizki.

    Tari looks back, touched by Rizki's sincerity.

  • "Begitu pula aku, Rizki," jawabnya, senyumnya tak pernah lepas dari bibirnya.

    "So am I, Rizki," she replies, her smile never leaving her lips.

  • Hati Rizki melambung, merasa ketenangan menjalari dirinya.

    Rizki's heart soars, feeling a calmness spreading through him.

  • Ternyata, yang penting adalah rasa bersama, bukan kesempurnaan suasana.

    It turns out, what's important is the feeling of togetherness, not the perfection of the scene.

  • Mereka berdiri berdua, menikmati keindahan candi dan munculnya matahari dari balik cakrawala.

    They stand together, enjoying the beauty of the temple and the rising sun from the horizon.

  • Di tengah langit dan tanah Jawa, keduanya merasakan bahwa hubungan mereka semakin dalam, diperkuat oleh pengalaman penuh kejujuran dan keindahan yang tak terduga.

    Amid the sky and the land of Java, they feel their relationship deepening, strengthened by an experience full of honesty and unexpected beauty.

  • Pagi itu mengingatkan Rizki bahwa dalam ketidakstabilan cuaca, dia menemukan stabilitas dalam perasaannya pada Tari.

    That morning reminded Rizki that amidst the instability of the weather, he found stability in his feelings for Tari.

  • Kini, dia menyadari bahwa berbagi momen adalah inti dari kenangan yang abadi.

    Now, he realizes that sharing moments is the essence of everlasting memories.