
Love in the Storm: A Rainy Beach Proposal in Bali
FluentFiction - Indonesian
Loading audio...
Love in the Storm: A Rainy Beach Proposal in Bali
Sign in for Premium Access
Sign in to access ad-free premium audio for this episode with a FluentFiction Plus subscription.
Langit sore di Pantai Canggu perlahan berubah gelap.
The evening sky at Pantai Canggu slowly turned dark.
Ombak yang biasanya berkejaran ceria kini tampak makin ganas.
The waves, usually cheerfully chasing each other, now appeared more ferocious.
Rizky berdiri di tepi pantai, matanya menatap ke laut.
Rizky stood at the edge of the beach, his eyes gazed towards the sea.
Dia menggenggam kotak kecil berisi cincin.
He clutched a small box containing a ring.
Hari ini seharusnya sempurna untuk melamar Ayu.
Today was supposed to be perfect for proposing to Ayu.
Mereka berdua menyukai ombak, pasir, dan matahari terbenam di Bali.
They both loved the waves, the sand, and the sunset in Bali.
Namun, langit kini dipenuhi awan hitam.
However, the sky was now filled with black clouds.
Ayu tertawa riang di tepi pantai, mencoba menaklukkan ombak dengan papannya.
Ayu laughed joyfully at the beach, trying to conquer the waves with her board.
Dia tidak menyadari ketegangan yang Rizky rasakan.
She was unaware of the tension that Rizky was feeling.
Bagi Ayu, ini hanyalah hari lain yang menyenangkan di surga.
For Ayu, this was just another delightful day in paradise.
Rizky menarik nafas panjang.
Rizky took a deep breath.
Hari ini harus menjadi hari istimewa.
Today had to be a special day.
Mereka berencana berselancar seharian, menikmati sore, lalu menunggu matahari terbenam untuk momen yang sangat diharapkan Rizky.
They planned to surf all day, enjoy the afternoon, and then wait for the sunset for the moment that Rizky greatly anticipated.
Namun, angin tiba-tiba berembus lebih kuat, membawa hujan yang turun seketika.
However, the wind suddenly blew stronger, bringing rain that poured down in an instant.
Orang-orang mulai berlarian mencari tempat berlindung.
People started running around looking for shelter.
Rizky panik.
Rizky panicked.
Semua rencananya berantakan.
All his plans were falling apart.
Dia melihat Ayu, dan meskipun basah kuyup, senyum lebar di wajahnya tak pudar.
He looked at Ayu, and even though she was drenched, the wide smile on her face didn’t fade.
Ayu adalah jiwa yang bebas, menikmati setiap detik hidup apa adanya.
Ayu was a free spirit, enjoying every moment of life as it was.
Rizky terdiam sebentar.
Rizky paused for a moment.
Dalam kekacauan, dia menemukan keindahan.
Amidst the chaos, he found beauty.
Tanpa pikir panjang, dia berjalan ke arah Ayu yang berdiri di atas pasir yang basah.
Without a second thought, he walked toward Ayu, who stood on the wet sand.
Di bawah hujan deras, dengan ombak menghempas kuat di belakang mereka, Rizky berlutut.
Under the pouring rain, with waves crashing forcefully behind them, Rizky knelt down.
“Ayu,” ucapnya teriak melawan suara badai, “Maukah kamu menikah denganku?
"Ayu," he shouted against the storm's roar, "Will you marry me?"
”Ayu terkejut.
Ayu was surprised.
Matanya melebar, namun senyum kembali mengembang di wajahnya.
Her eyes widened, but a smile returned to her face.
“Ya!
"Yes!"
” jawabnya, suaranya hampir tertelan oleh bunyi hujan dan petir.
she replied, her voice nearly swallowed up by the sound of rain and thunder.
Mereka berdua tertawa, berpelukan di bawah hujan, merasakan momen ajaib yang lebih dari sekadar sempurna karena ketulusannya.
They both laughed, embraced under the rain, feeling a magical moment that was more than perfect because of its sincerity.
Setelah itu, mereka menemukan sudut kecil di sebuah kafe untuk menghangatkan diri.
Afterward, they found a small corner in a café to warm up.
Rizky tersenyum lega.
Rizky smiled with relief.
Dia menyadari bahwa apa yang mereka miliki adalah momen sejati yang tidak bisa direncanakan.
He realized that what they shared was a true moment that could not be planned.
Perfection isn't everything.
Perfection isn't everything.
Yang penting adalah cinta dan kebahagiaan yang mereka bagi bersama, bahkan di tengah badai.
What matters is the love and happiness they share together, even in the midst of a storm.