FluentFiction - Indonesian

From Night Market To Lens: Ayu's Journey to Capturing Stories

FluentFiction - Indonesian

18m 26sOctober 18, 2025
Checking access...

Loading audio...

From Night Market To Lens: Ayu's Journey to Capturing Stories

1x
0:000:00

Sign in for Premium Access

Sign in to access ad-free premium audio for this episode with a FluentFiction Plus subscription.

View Mode:
  • Gemerlap lampu warna-warni menghiasi malam di pasar jalanan Jakarta.

    The dazzling multicolored lights adorned the night at the pasar jalanan Jakarta.

  • Pasar malam di akhir pekan ini begitu ramai.

    This weekend night market was bustling.

  • Suara penjual dan pembeli bercampur tawa riang anak-anak yang bermain.

    The sounds of vendors and buyers mixed with the joyful laughter of children playing.

  • Ayu berjalan di antara keramaian, menggenggam kamera kesayangannya.

    Ayu walked among the crowd, holding her beloved camera.

  • Ia punya misi penting malam ini, yaitu menangkap cerita yang tersembunyi di balik wajah-wajah para pedagang dan pengunjung pasar.

    She had an important mission tonight: to capture the stories hidden behind the faces of the traders and visitors to the market.

  • Rizal berjalan di sampingnya.

    Rizal walked beside her.

  • Teman baiknya ini selalu ada, meski sering meragukan mimpinya menjadi jurnalis foto.

    This good friend of hers was always there, even though he often doubted her dream of becoming a photojournalist.

  • "Ayu, apa kamu yakin dengan ide ini?

    "Ayu, are you sure about this idea?"

  • " tanya Rizal, agak skeptis.

    asked Rizal, somewhat skeptical.

  • Ayu tersenyum.

    Ayu smiled.

  • "Iya, aku yakin.

    "Yes, I’m sure.

  • Setiap orang di sini punya cerita.

    Every person here has a story.

  • Aku ingin menunjukkannya pada dunia.

    I want to show it to the world."

  • "Mata Ayu tertarik pada satu kios kecil di sudut pasar.

    Ayu's eyes were drawn to a small kiosk in the corner of the market.

  • Seorang wanita bernama Dewi menjajakan tahu isi dan risolesnya.

    A woman named Dewi was selling tahu isi and risoles.

  • Dewi tampak sibuk, tapi dari senyumannya, Ayu melihat ada cerita yang menarik.

    Dewi looked busy, but from her smile, Ayu saw there was an interesting story.

  • "Aku akan mulai dari sana," kata Ayu sambil menunjuk ke arah kios Dewi.

    "I’ll start from there," said Ayu while pointing toward Dewi's kiosk.

  • Rizal mengangguk, tetap tak sepenuhnya yakin.

    Rizal nodded, still not entirely convinced.

  • Namun, ketika Ayu mulai mengambil gambar, kamera tiba-tiba mati.

    However, when Ayu started taking pictures, the camera suddenly died.

  • "Oh tidak, kameranya rusak," keluh Ayu sambil mencoba memperbaikinya.

    "Oh no, the camera's broken," lamented Ayu while trying to fix it.

  • Rizal menatap sahabatnya dengan prihatin.

    Rizal watched his friend with concern.

  • Ayu tak menyerah.

    Ayu didn't give up.

  • Ia menghampiri Dewi, membeli risoles untuk sekadar memulai percakapan.

    She approached Dewi, buying a risoles just to start a conversation.

  • "Kue-kue ini enak, Bu.

    "These cakes are delicious, Ma'am.

  • Apa bisa saya foto ibu dan jualannya?

    Can I take a picture of you and your goods?"

  • " tanya Ayu dengan ramah.

    asked Ayu politely.

  • Dewi terlihat ragu.

    Dewi looked hesitant.

  • "Untuk apa fotonya, Mbak?

    "What are the photos for, Miss?"

  • "Ayu menjelaskan dengan hati-hati.

    Ayu explained carefully.

  • "Saya ingin membuat portofolio tentang kehidupan di pasar.

    "I want to create a portfolio about life at the market.

  • Saya ingin menceritakan kisah ibu dan perjuangannya.

    I want to tell your story and your struggles.

  • Bolehkah?

    May I?"

  • "Setelah berbincang sejenak, Dewi luluh.

    After chatting for a moment, Dewi relented.

  • Ia mengangguk dan mulai menceritakan kisah hidupnya.

    She nodded and began to share her life story.

  • Tentang bagaimana ia setiap hari berjibaku untuk mencari nafkah bagi keluarganya.

    About how she struggled daily to make a living for her family.

  • Ayu menangkap momen saat Dewi tersenyum bangga, tangannya memegang risoles sebagai simbol perjuangannya.

    Ayu captured the moment when Dewi smiled proudly, her hand holding a risoles as a symbol of her struggle.

  • Dengan sedikit perbaikan pada kamera, Ayu berhasil mengambil potret yang emosional.

    With a little adjustment to the camera, Ayu managed to take an emotional portrait.

  • Beberapa minggu kemudian, Ayu memperlihatkan serangkaian foto itu kepada Rizal.

    A few weeks later, Ayu showed the series of photos to Rizal.

  • "Kamu harus lihat ini," katanya dengan mata berbinar.

    "You have to see this," she said with sparkling eyes.

  • Rizal kagum melihat hasilnya.

    Rizal was amazed to see the results.

  • Setiap foto bercerita, terutama gambar Dewi yang menggambarkan kekuatan di balik senyuman.

    Each photo told a story, especially Dewi's picture that depicted strength behind the smile.

  • Portfolio Ayu mendapat banyak pujian dan membuka peluang baru baginya.

    Ayu's portfolio received much praise and opened new opportunities for her.

  • Ia merasa lebih percaya diri dan semakin memahami kehidupan orang-orang di balik lensa.

    She felt more confident and increasingly understood the lives of the people behind the lens.

  • Akhirnya, Ayu menyadari bahwa memotret adalah tentang lebih dari sekadar teknik.

    In the end, Ayu realized that photography was about more than just technique.

  • Itu tentang memahami dan merasakan kisah hidup orang lain.

    It was about understanding and feeling the life stories of others.

  • Ia tersenyum, siap mengejar impian menjadi jurnalis foto sesungguhnya.

    She smiled, ready to pursue her dream of becoming a true photojournalist.