
Layover Epiphanies: How Art and Green Ideas Changed Minds
FluentFiction - Indonesian
Loading audio...
Layover Epiphanies: How Art and Green Ideas Changed Minds
Sign in for Premium Access
Sign in to access ad-free premium audio for this episode with a FluentFiction Plus subscription.
Di tengah keramaian Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, para penumpang hilir mudik dengan tujuan masing-masing.
Amidst the hustle and bustle of Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, passengers bustling back and forth with their respective destinations.
Pagi itu, Rini, Adi, dan Sinta duduk menunggu penerbangan lanjutan mereka ke Bali.
That morning, Rini, Adi, and Sinta sat waiting for their connecting flight to Bali.
Rini, dengan mata berbinar, bercerita tentang konferensi keberlanjutan yang akan ia hadiri.
Rini, with sparkling eyes, talked about the sustainability conference she was going to attend.
"Adi, harusnya kamu tertarik dengan ini. Banyak peluang investasi yang mendukung lingkungan lebih baik," kata Rini dengan semangat.
"Adi, you should be interested in this. There are many investment opportunities that support a better environment," said Rini eagerly.
Adi mendengus ringan, "Rini, kamu tahu, finansial adalah tentang angka, bukan mimpi yang tidak jelas."
Adi snorted lightly, "Rini, you know, finance is about numbers, not unclear dreams."
Sinta mendengarkan sambil menggambar sesuatu di buku sketsanya.
Sinta listened while drawing something in her sketchbook.
Akhir-akhir ini dia merasa ragu dengan arah pekerjaannya dalam seni.
Lately, she felt uncertain about her career direction in art.
"Mungkin aku harus mencari pekerjaan lain," ucapnya pada Rini.
"Maybe I should look for another job," she said to Rini.
Rini menoleh dengan perhatian.
Rini turned with attention.
"Sinta, seni bisa jadi alat perubahan. Jangan menyerah. Kamu bisa gabungkan seni dan lingkungan."
"Sinta, art can be a tool for change. Don't give up. You can combine art and the environment."
Transit selama tiga jam memberi mereka waktu untuk berjalan-jalan di bandara.
The three-hour layover gave them time to stroll around the airport.
Mereka terhenti saat melihat pameran seni bertema lingkungan.
They stopped when they saw an environmental-themed art exhibition.
Adi yang biasanya acuh, terlihat terhanyut saat melihat lukisan hutan yang rusak bertransformasi menjadi subur kembali dalam sebuah serangkaian gambar.
Adi, who was usually indifferent, appeared captivated when he saw paintings of a damaged forest transforming into lush greenery in a series of images.
"Ini... ini membuatku berpikir," Adi bergumam.
"This... this makes me think," Adi murmured.
"Seni ini punya dampak yang tak pernah aku bayangkan."
"This art has an impact I never imagined."
Sinta tersenyum kecil melihat Adi yang terkesan.
Sinta smiled slightly, seeing Adi impressed.
Dari pameran itu, ia merasa terinspirasi.
From that exhibition, she felt inspired.
"Mungkin aku bisa membuat seni yang memiliki pesan seperti ini," katanya pada Rini.
"Maybe I could create art with a message like this," she said to Rini.
Rini menepuk pundak Sinta dengan bangga.
Rini patted Sinta's shoulder proudly.
"Kamu bisa, Sinta. Percayalah pada dirimu."
"You can, Sinta. Believe in yourself."
Ketika akhirnya mereka menaiki pesawat ke Bali, Adi berbisik pada Rini, "Aku akan mempertimbangkan investasi hijau. Mungkin ada hal yang lebih dari sekedar angka."
When they finally boarded the plane to Bali, Adi whispered to Rini, "I will consider green investments. Maybe there is more to it than just numbers."
Rini tersenyum, merasa berhasil menyentuh hati saudaranya.
Rini smiled, feeling she had managed to touch her brother's heart.
Sinta pun merasa bersemangat, membawa visi baru untuk karyanya.
Sinta also felt excited, carrying a new vision for her work.
Di atas langit menuju Bali, mereka masing-masing merenungi perjalanan baru yang terbuka di depan mata.
High above heading to Bali, they each contemplated the new journey that lay ahead.
Keputusan kecil di bandara mengubah pandangan mereka, membuktikan bahwa satu tindakan sederhana bisa membawa perubahan besar.
A small decision at the airport changed their outlook, proving that a simple act could bring about significant change.
Di dalam pesawat, harapan baru tumbuh, seperti semangat musim semi yang menyelimuti mereka.
On the plane, new hope grew, like the spirit of spring enveloping them.